Penerimaan Pajak Triwulan 1 2021 di Babel Baru Terealisasi 12,62 persen dari Target
Kantor Wilayah Perbendaharaan Kementerian Keuangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Foto dari Antara)

Bagikan:

Kanwil Perbendaharaan Kementerian Keuangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melaporkan penerimaan pajak pusat triwulan I 2021 di Babel baru terlaksana 12,62 persen dari total target. Jumlah yang diterima sejumlah Rp311,36 miliar.

"Capaian penerimaan pajak pusat tersebut turun 43,34 persen dibandingkan triwulan I 2020, dampak sebagai pandemi COVID-19," tutur Fahma Sari Fatma, Kepala Kanwil Perbendaharaan Kemenkeu Provinsi Kepulauan Babel, Kamis, 15 April 2021, di Pangkalpinang.

Ia mengungkapkan pelaksaan penerimaan pajak pusat untuk lingkup Provinsi Kepulauan Babel yang ditatausahakan oleh tiga KPP Pratama (KPP Pratama Pangkal Pinang, KPP Pratama Bangka, dan KPP Pratama Tanjung Pandan) Rp311,36 miliar. Penerimaan tersebut mengalami penurunan sebesar 43,34% jika dibandingkan triwulan I 2020.

Lingkup nasional juga mengalami kemerosotan sebesar 4,65%. Hal itu terjadi akibat   dampak dari pandemi Covid-19 .Ekonomi nasional dan global mengalami perlambatan, sehingga berdampak besar pada capaian penerimaan pajak sampai dengan periode triwulan I tahun ini.

"Pandemi masih menjadi tantangan bagi pemerintah untuk melakukan berbagai upaya perbaikan aktivitas ekonomi masyarakat di tengah kondisi perekonomian yang belum benar-benar pulih," katanya.

Sektor Penyumbang Pajak Terbesar di Bangka Belitung

Ia menjelaskan sektor penyumbang penerimaan pajak terbesar di Bangka Belitung pada triwulan I 2021 adalah sektor perdagangan besar dan pertokoan, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda berkontribusi sebesar 21,79 persen dari total penerimaan pajak .

"Jika dibandingkan triwulan I 2020, hanya realisasi penerimaan pajak dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang mengalami pertumbuhan sebesar 102,95 persen," katanya.

Sektor Pajak yang Mengalami Pertumbuhan Minus di Bangka Belitung

Penerimaan perpajakan dari sektor lainnya mengalami pertumbuhan minus, yaitu sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor turun 34,99%. Sektor pertambangan dan penggalian turun 71,91%.

"Sektor administrasi pemerintahan dan jaminan sosial wajib turun 10,78 persen, sektor industri pengolahan turun 5,73 persen, sektor jasa keuangan dan asuransi turun 49,74 persen, sektor lainnya turun sebesar 55,78 persen," katanya. 

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI .