Bea Cukai Bongkar Penyelundupan Ribuan Botol Minuman Keras dari Singapura secara Ilegal
Bea Cukai bongkar penyelundupan miraas (Foto dari Antara)

Bagikan:

PALEMBANG - Tindak penyelundupan 10.515 botol minuman keras berhasil dibongkar oleh Tim Bea Cukai Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pihaknya berhasil mengamankan miras yang mengandung etil alkohol (MMEA) ilegal asal Singapura tujuan Jakarta.

"Kami berhasil mengamankan 10.515 botol MMEA (mengandung etil alkohol) tanpa dilekati pita cukai di Perairan Pulau Belitung," Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C (KPPBC TMP C) Tanjung Pandan, Jerry Kurniawan di Tanjung Pandan, Jumat.

Penindakan dan pengamanan barang bukti ribuan botol minuman mengandung MMEA kata dia, merupakan langkah sinergi dan pengawasan berlapis antara Kanwil Khusus DJBC Kepri, Kanwil DJBC Sumatera Bagian Timur dan Bea Cukai Tanjung Pandan.

Dalam penindakan itu petugas berhasil mengamankan sebanyak 1.021 koli atau 10.515 botol minuman beralkohol ilegal atau tanpa dilekati pita cukai golongan C dari berbagai jenis dan merek.

Kronologi Bea Cukai Ungkap Penyelundupan Miras Ilegal

Dikatakan, pengungkapan tersebut berawal dari adanya informasi terkait pengiriman MMEA ilegal dari luar negeri menggunakan sebuah kapal kayu tujuan Jakarta dan telah memasuki perairan Pulau Belitung.

"Barang ini memang bukan ditujukan untuk konsumsi Pulau Belitung namun tujuan akhir barang ini adalah Jakarta. Pulau Belitung hanya dijadikan tempat transitnya saja" ujarnya.

Jerry menambahkan, guna mengelabui petugas, ribuan botol tersebut dipindahkan dari kapal kayu dan selanjutnya akan dilakukan pengiriman ke Jakarta menggunakan jasa ekspedisi.

"Modusnya sudah melewati jalur laut mereka alih pindahkan barang ini ke darat untuk dilakukan penggantian moda transportasi pengiriman yakni menggunakan jasa truk-truk ekspedisi ke Jakarta dengan kapal Ro-Ro," kata dia.

Bea Cukai Telusuri Pihak yang Melakukan Penyelundupan Miras

Menurutnya, penyelundupan MMEA ilegal tersebut telah melanggar Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2007 tentang Cukai.

"Total potensi kerugian negara dari tindakan ini mencapai Rp16,8 miliar meliputi bea masuk, PPN impor, PPH impor dan cukai yang seharusnya dibayarkan ke negara," ujarnya.

Dikatakan dia, Bea Cukai Tanjung Pandan masih melakukan penelitian dan pengembangan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam penyelundupan ini.

"Sedangkan siapa pemilik minuman ini kami masih terus melakukan penyelidikan dan penelitian," ujarnya.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.