Ratusan Personel Disiapkan Basarnas Palembang untuk Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
Basarnas Palembang (Foto dari Antara)

Bagikan:

PALEMBANG - Raturan personel disiagakan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, guna mengantisipasi dan menangani dampak bencana hidrometeorologi di wilayahnya.

Hery Marantika, Kepala Basarnas Palembang, mengatakan ratusan personel tersebut disiagakan di semua wilayah sub regional di kabupaten/kota di wilayah tersebut.

Ia mengatakan mereka ditugaskan untuk melakukan pemantauan dan kejadian bencana yang diprakirakan meningkat hingga Maret 2022.

“Ratusan personel kami siagakan. 70 orang personel diantaranya terpusat di Palembang dan sekitarnya yang rawan terjadi bencana banjir,” kata dia.

Menurutnya, peralatan pertolongan, seperti perahu karet, kendaraan darat, oksigen selam berikut peralatan penunjang lainnya sudah dipastikan siap digunakan kapanpun. “Peralatan ini penting dalam proses evakuasi korban bila sewaktu-waktu terjadi bencana,”ujarnya.

Posko Pengaduan Bencana Alam Basarnas Sumsel

Selain memastikan kesiapsiagaan personel dan peralatan, lanjutnya, Basarnas juga menyiagakan posko pengaduan bencana yang terkoneksi dengan pemangku kepentingan kebencanaan, seperti BPBD, Tagana atau TNI/Polri.

“Posko tersebut aktif selama 24 jam menggunakan layanan darurat dengan nomor 115,” tambahnya.

Ia berharap masyarakat meningkatkan kewaspadaan seperti tidak beraktivitas di tepi sungai bila tidak begitu dibutuhkan. Sebab, intensitas hujan hingga beberapa waktu ke depan diprakirakan rendah dan menengah skala 200-300 mm dengan potensi bencananya besar.

“Masyarakat harus perhatikan imbauan ini, sebab mencegah lebih baik daripada mengobati,” tandasnya.

Bencana Hidrometeorologi di Sumatera Selatan Selama 2021

Sementara itu, berdasarkan rekapitulasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Selatan selama tahun 2021, sedikitnya tercatat ada 136 kejadian dan dampak bencana hidrometeorologi, meliputi bencana banjir 17 kasus, puting beliung 17 kasus, banjir bandang lima kasus, tanah longsor 10 kasus, dan kebakaran 87 kasus.

Selain itu, rumah dengan kondisi rusak sebanyak 676 unit, rumah terendam 1.766 unit, sekolah satu unit, jembatan gantung empat unit dan mushalla tiga unit.

“Meski tergolong masih rendah karena dampaknya tidak separah tahun lalu, tetap perlu diantisipasi. Saat ini sedang kami kaji teknisnya seperti apa,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sumsel Iriansyah.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.