Pandi Akan Bangun Museum Aksara Nusantara; Mengajak Masyarakat Mengenal Peradaban Bangsa Sendiri
Ilustrasi: Digitalisasi aksara Jawa. (ANTARA/HO)

Bagikan:

PALEMBANG - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) berencana membangun Museum Aksara Nusantara. Pihaknya yang ingin musem tersebut menjadi pusat informasi terkait perkembangan aksara-aksara kuno Indonesia, termasuk artefak-artefak .

Heru Nugroho, Wakil Ketua Bidang Pengembangan Usaha, Kerja Sama, dan Pemasaran PANDI menyampaikan Museum Aksara Nusantara dirancang untuk mengenalkan makna yang termuat dalam aksara. Untuk merealisaikan misi tersebut, pihaknya berkolaborasi dengan teman-teman pegiat aksara nusantara.

Karena itu, kami mengundang Prof Manu J Widyaseputra dan pakar-pakar teknologi informasi memberi wejangan apa yang sebaiknya kami lakukan, "kata Heru melalui pernyataan resminya, Rabu, 28 April.

Heru menambahkan, PANDI sedang mengembangkan digitalisasi aksara nusantara lewat acara yangajuk Merajut Indonesia . Kegiatan tersebut TIDAK sebatas PADA Pengenalan Aksar Beroperasi Cepat. Sebab Digitalisasi Hanya Mengenal algoritma Dan TIDAK Mengenal kharisma apalagi filosofi.

“Kami Berharap, activities Merajut Indonesia akan Memberi Ruang Bagi 'masyarakat untuk review mendalami Makna Dari SETIAP aksara, melintas keadaban Yang Menjadi jati Diri bangsa kitd , ”Ujar Heru melanjutkan.

Bahasa Indonesia Dari Bahasa Melayu Pasaran

Sementara Filolog Romo Manu mengatakan bahwa banyak orang Indonesia tidak tahu peradabannya sendiri. Dalam politik bahasa di Indonesia, bahasa daerah hanya untuk memperkaya bahasa Indonesia.

Sementara itu, bahasa Indonesia yang digunakan saat ini bukan berasal dari bahasa Melayu tingkat tinggi yang dicontohkan oleh para pujangga, melainkan bahasa pasaran.

Naskah Kuno Mengandung Bahasa Tingkat Tinggi

Romo Manu mencontohkan, naskah-naskah yang ditulis menggunakan Jawa Kuno mengandung banyak sekali informasi, termasuk bidang-bidang teknologi .

"Kalau kita tidak paham bahasa Sanskerta, tidak paham bahasa Jawa Kuno, jangan harap menemukan makna. Data (tentang naskah) banyak sekali, tapi perhatiannya yang kurang," katanya.

Pakar teknologi informasi Prof. Eko Indrajit menyatakan bahwa aksara atau bahasa kuno, seperti Sansekerta, dapat digunakan untuk menciptakan bahasa tingkat tinggi yang efisien dan sistematis, karena Bahasa ini kaya akan gramatikal sehingga dapat menjadi jembatan yang berfungsi manusia dengan mesin (komputer).

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI