PALEMBANG - Dunia pariwisata Indonesia menawarkan keindahan budaya dan alam yang tidak ada habisnya. Ketika melakukan traveling biasanya orang-orang akan mengunjungi destinasi wisata untuk menikmati keindahan pemandangan yang ditawarkan atau sajian kulinernya.
Namun masih jarang pelaku wisata yang melakukan kunjungan Wastra Nusantara. Wastra Nusantara merupakan salah satu kekayaan kebudayaan di Indonesia yang sangat istimewa. Sebutan wastra sendiri merupakan nama lain dari kain tradisional Indonesia yang sangat syarat akan makna.
BACA JUGA:
Setiap daerah mempunyai wastra nusantara yang khas, baik itu dari bahan yang digunakan, motif, warna dan ukurannya. Salah satu pecinta wisata wastra nusantara ini adalah Traveler Budaya, Laely Indah Lestari.
Wastra Nusantara Sebagai Langkah Melestarikan Budaya Indonesia
Dalam kegiatannya melakukan traveling budaya, Laely selalu menyempatkan diri untuk mengeksplorasi Wastra Nusantara di pelosok negri Indonesia yang didatanginya. Hal ini selalu dilakukan pada setiap perjalanannya dengan tujuan melestarikan budaya Indonesia melalui hasil karya sentuhan kain tradisional karya anak bangsa.
“Begitu banyak wastra dari Sabang sampai Marauke yang bisa diangkat, bahkan masih banyak yang belum dikenal, dan sudah kewajiban kita untuk melestarikannya,” ungkap Laely saat dihubungi Sabtu, 22 Mei.
Wastra Nusantara sendiri merupakan peninggalan leluhur secara turun temurun yang menjadi aset berharga bagi kebudayaan Indonesia. Wastra memiliki posisi sosial yang sangat bernilai pada banyak daerah di Indonesia, setiap lembar wastra memiliki keunikan dan cerita dalam sejarahnya. “Wastra Nusantara memiliki nilai-nilai filosofis yang dalam artinya, sudah semestinya kita mengenalnya agar rasa cinta dan bangga terhadap bangsa tetap tumbuh dan selalu ada di hati. Karena pada hakekatnya mencintai wastra berarti juga harus menjaganya, mempelajarinya, memakainya, dan melestarikannya, ”terang Laely sangat antusias.
Kain Mengenal Kulit Kayu Suku Bada Sulawesi Tengah
Laely mencontohkan kunjungannya saat mengenal kain kulit kayu Suku Bada. Pembuatan kain kulit kayu di pedalaman Sulawesi Tengah sudah semakin langka. Namun sampai saat ini masih ada beberapa orang yang masih dilakukan secara khusus untuk upacara adat yang biasa dilakukan untuk ritual mereka.
Saat mengunjungi Suku Bada Sulawesi Tengah, Laely menyempatkan diri untuk belajar lebih jauh tentang proses pembuatan kain kulit kayu tersebut. Prosesnya sangat Panjang dan lama, hingga menjadi selembar kain etnik yang kemudian dipakainya dalam melakukan kegiatan adat saat mengunjungi Sulawesi Tengah. Belajar membuat selembar kain kulit kayu secara berulang dengan menggunakan alat batu Ike.
Laely juga belajar membuat Tenun Toraja di Sadan Tobaran Pada proses pewarnaan tenun ini menggunakan proses alami, misalnya saja warna hijau pada daun dan warna merah pada pelepah kulit. Sampai saat ini para penenun masih menggunaakan alat tenun yang sangat tradisional.
Menariknya di Toraja ini keahlian membuat tenun diwariskan secara turun temurun dari menciptakan ke generasi. Di daerah Sa'Dan ini Laely melakukan kegiatan belajar dari mulai memintal sebuah benang, sampai dengan belajar menenun.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri. Artikel ini pernah tayang di VOI .