Ciri Khas Kota Palembang yang Ikonik dan Menarik Wisatawan Lokal hingga Mancanegara
Jembatan Ampera (Pixabay/Voxeu)

Bagikan:

PALEMBANG- Palembang menjadi salah satu kota paling ramai di Pulau Sumatera. Hal itu karena Ibu kota Provinsi Sumatera Selatan ini mengalami perkembangan yang pesat dan memiliki banyak daya tawar wisata maupun budaya. Selama pandemi COVID-19, kota berjuluk ‘Bumi Sriwijaya’ini  menjadi sepi seperti wilayah lain di Indonesia karena diterapkannya pembatasan aktivitas.

 Namun tidak lama lagi, Kota Palembang bakal ramai kembali setelah kasus COVID-19 menurun dan pemerintah memberi kelonggaran pada Pemberlakuan Pembatasa Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Kabar baik tersebut didukung dengan adanya rencana dari Pemkot Palembang menyiapkan seluruh sekolah untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara Pertemuan Tatap Muka (PTM) pada awal Oktober 2021.

Secara bertahap mobilitas Kota Pempek ini akan meningkat kembali ketika masyarakat mulai beraktivitas seperti biasa. Pusat keramaian, kantor, transportasi, hingga destinasi wisata sudah beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan.

Ada beberapa ciri khas Kota Palembang yang pasti sudah sangat dirindukan oleh anda yang pernah berkunjung ke sini. Ketika kondisi kota sudah normal beberapa hal berikut ini akan ramai dicari para wisatawan baik lokal, luar daerah, maupun internasional.

Songket Palembang

Songket Palembang (Instagram/Ratusongket_indonesia)

Indonesia memiliki beragam kain tradisional di masing-masing daerahnya. Salah satunya adalah Kota Palembang yang mempunyai kain songket. Kain songket sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya, dan hingga sekarang eksistensinya masih baik dan dikagumi.

Kain songket Palembang bahkan disebut sebagai ratunya kain. Keelokkan kain songket pun terkenal hingga kancah internasional karena memiliki motif yang indah dan unik.

Dalam sejarahnya, kain songket digunakan sebagai pakaian adat kerajaan. Dari situlah kain ini punya sifat yang istimewa. Bahan-bahan yang dipakai pun sangat menarik dan berkualitas tinggi, yakni terbuat dari emas dan sutra.

Meski dulu hanya digunakan oleh kalangan keluarga kerajaan, kini kain songket telah dipakai oleh masyarakat umum. Penggunaan kain songket biasanya ditemukan pada saat acara resmi dan pernikahan. Tak hanya itu, dalam kegiatan non formal pun kain ini juga sering dikenakan.

Motif kain songket palembang sangat khas dan beragam. Ada songket lupus, songket tretes, songket rumpak, songket limar, hingga songket tabur. Untuk bentuknya, motif kain ini cukup rumit. Sementara gambar motifnya berupa bunga, bintang, dan lain sebagainya.

Pempek Palembang

Pempek Palembang (Instagram/@plgfoodmafia)

Hal yang paling melekat di kepala orang ketika mendengar kata ‘Palembang’ adalah pempek. Pempek menjadi kuliner khas dan ikon kota yang dilintasi oleh Sungai Musi ini.  Sebenarnya Kota Palembang sendiri memang terkenal dengan kekayaan kulinernya yang tak hanya pempek.

Asal-usul Pempek Palembang sendiri mempunyai sejarah yang cukup panjang. Hidangan yang memiliki rasa gurih ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Palembang Darussalam, yakni pada abad ke-16. Nama makanan ini pada zaman itu bukanlah ‘pempek’, namun disebut ‘kelesan’.

Pada masa dahulu, hidangan pempek disajikan pada saat upacara adat. Seiring berjalannya waktu, makanan ini dijadikan sebagai konsumsi sehari-hari. Kini pempek mudah didapatkan karena dijual secara bebas di berbagai penjuru Palembang, bahkan hingga ke luar kota.

Bahan pembuatan pempek menggunakan ikan belida. Ikan tersebut banyak ditemukan di wilayah perairan Palembang. Namun saat ini populasi ikan tersebut sudah langka. Pemkot Palembang pun memiliki program pelestarian ikan belida.

Pempek yang kita konsumsi saat ini dibuat dari bahan yang berbeda. Ikan tengiri dipilih menjadi bahan pembuatan pempek menggantikan ikan belida. Cita rasa dari ikan tengiri yang diolah dengan adonan tepung sendiri membuat pempek memiliki rasa yang kian gurih dan menggoda selera.

Pempek yang dijual sendiri ada beragam jenisnya. Mulai dari pempek kapal selam, lenjer, kulir, hingga pempek adaan. Cara penyajian pempek, yakni dihidangkan dengan kuah pedas manis berwarna cokelat yang bernama ‘cuko’.

Jembatan Ampera

Jembatan Ampera (Pixabay/Senjakelabu29)

Salah satu bangunan yang menjadi ikon Kota Palembang adalah Jembatan Ampera. Jembatan berwarna merah ini membentang dengan gagah di atas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Para wisatawan dari luar daerah biasanya akan melintas jembatan ini untuk melihat kemegahannya.

Jembatan Ampera dibangun sejak tahun 1962, tepatnya dimulai pada bulan April. Pembangunan jembatan dilakukan atas persetujuan dari Presiden Soekarno. Namun jembatan ini baru diresmikan beroperasi pada tahun 1965.

Tak banyak yang tahu bahwa jembatan tersebut awalnya bernama Jembatan Bung Karno. Penamaan menjadi Jembatan Ampera baru ditetapkan pada tahun 1966. Pada masanya, Jembatan Ampera menjadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara.

Ada yang istimewa dari Jembatan Ampera. Dulunya jembatan ini pada bagian tengah, belakang, dan depan badan jembatannya bisa diangkat ke atas. Fungsinya agar tiang kapal yang sedang melintas tidak membentur atau tersangkut. Namun pada tahun 1970, aktivitas tersebut dihentikan karena dinilai mengganggu lalu lintas.

Itu tadi beberapa ciri khas atau keistimewaan Kota Palembang yang tidak ditemukan di daerah lain. Jika anda sedang berkunjung atau punya tujuan wisata ke Palembang beberap hal tadi tentunya tidak boleh dilewatkan.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.