Seniman Palembang Melakukan Gerakan Kampanye "Big Bang", Semangat Melestarikan Bumi
Seniman asal Kota Palembang berdiskusi merumuskan 16 isu utama penyelamatan bumi dalam kegiatan Big Bang di Palembang, Selasa (16/6). (ANTARA/HO/21)

Bagikan:

PALEMBANG - Sejumlah komunitas seniman di Kota Palembang, Sumatera Selatan , kampanyekan gerakan “Bikin Gede Bangsa” atau “Big Bang”. Kegiatan yang sudah bergerak sejak 2018 tersebut mengusung semangat bumi dari kerusakan.

Fadil Indra, penggagas gerakan Big Bang, menyampaikan gerakan Big Bang pada tahun ini dijalankan di Bogor, Palembang dan Jakarta.

“Kami memilih Palembang untuk mewakili semangat maritim (laut), karena di kota ini diyakini berdirinya Kerajaan Sriwijaya, sementara Bogor dianggap mewakili tanah karena memiliki Kebun Raya Bogor dan Jakarta yang semangat khatulistiwa karena letaknya,” kata Fadil di Palembang , Rabu, 16 Juni .

Konsep Gerakan Big Bang Terinspirasi dari Teori Pembentukan Alam Semesta

Fadil yang berlatar belakang sebagai musisi ini menceritakan konsep Big Bang ini terinspirasi dari teori pembentukan alam semesta, yang mana diyakini bahwa bumi ini terbentuk akibat terjadinya ledakan sekitar 14 miliar tahun lalu.

Oleh karena itu, istilah Big Bang ini dirasa sangat tempat untuk mewakili kumpulan kata “Bikin Gede Bangsa” yang bertujuan mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya memiliki rasa bangga sebagai WNI.

Pada tahun 2021 ini, aksi Big Bang ini sudah dimulai sejak peringatan Hari Bumi pada 22 April 2021 yang mana dunia mengusung tema  restore our planet.

Seniman Tanah Air pun bersinergi untuk menggelorakan semangat Big Bang ini dengan melahirkan tiga lagu yakni Warga Negara Indonesia “Warnerin” yang menggunakan isi Sumpah Pemuda sebagai lirik, kemudian “Ayo Bermusik” dan “Tri Atma”.

Gerakan Big Bang di Kota Palembang Dilakukan Setiap 16 Juni

Khusus bagi Kota Palembang, ditetapkan bahwa gelora Big Bang ini akan dilakukan setiap tanggal 16 Juni karena tanggal ini dianggap bersejarah karena menjadi hari jadi.

“Jadi kami (para seniman) telah berkumpul, yang menjadi pertemuan lintas seni, mulai dari musik, sastra, tari dan rupa untuk budaya terbuka untuk memunculkan 16 isu yang utama bisa menjadi sebuah gerakan besar bangsa,” kata musisi yang sempat malang melintang di Amerika dan Eropa ini.

Dalam konsep 16 isu utama ini, Fadil berharap nantinya dapat benar-benar menjadi nyata atau  output  terkait pelestarian Jembatan Ampera, Sungai Musi, pempek, songket, dan Kota Palembang itu sendiri.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Dewan Kesenian Palembang dan Gong Sriwijaya. Dengan adanya gerakan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan semangat nasionalisme kamu muda atas keistimewaan alam Indonesia yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI .