BPBD Sumsel Terus Kembangkan Desa Tangguh Bencana di 17 Kabupaten/Kota

PALEMBANG - Desa tangguh bencana (Destana) tersu dikembangkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan di 17 kabupaten dan kota dalam provinsi setempat.

Iriansyah, Kepala BPBD Sumsel, menyampaikan Destana pertama kali dibentuk pada April 2022 di Desa Jungai, Kecamatan RKT Prabumulih dengan mempertimbangkan desa tersebut sering mengalami banjir pada setiap musim hujan.

"Sekarang ini baru ada puluhan Destana, jika melihat jumlah desa yang rawan bencana mencapai ratusan perlu terus dikembangkan," kata Iriansyah, di Palembang, Selasa.

Desa Jungai sering dilanda bencana banjir saat musim hujan setiap tahunnya karena daratan desa atau hampir sama dengan permukaan Sungai Rambang.

Untuk menghadapi bencana tersebut, masyarakat desa setempat dibekali kemampuan untuk mengantisipasi, mengurangi risiko, dan daya adaptasi.

Mengembangkan Desa Tangguh Bencana

Dengan pembentukan Destana itu diharapkan terwujud masyarakat yang tangguh menghadapi kemungkinan bencana yang terjadi akibat musim hujan itu, katanya.

Menurut dia, berupaya terus berupaya mengembangkan desa tangguh bencana, tidak hanya di kawasan rawan bencana banjir, tetapi juga di daerah rawan bencana tanah longsor, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau.

Untuk mengembangkan Destana, mencoba melakukan pemetakan desa yang prioritas segera dibentuk sebagai desa tangguh bencana.

Destana Perlu Dikembangkan di Kawasan Rawan Bencana Alam

Destana perlu dikembangkan di kawasan rawan bencana banjir, tanah longsor, dan karhutla sehingga jika terjadi bencana tersebut masyarakat setempat dapat melakukan penanggulangan pertama dengan cepat dan tepat.

Dengan kemampuan penanggulangan pertama, diharapkan dapat menghasilkan korban jiwa dan kerugian harta masyarakat dalam jumlah besar, ujar Iriansyah.

Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel . Kami menghadirkan berita Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk Anda.