Menhub Libatkan Pendanaan Swasta untuk Pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (ANTARA)

Bagikan:

PALEMBANG - Pendanaan dari swasta akan dilibatkan oleh pemerintah dalam pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi

“Akan ada upaya kreatif finansial yang melibatkan swasta, baik di dalam dan luar negeri,” kata Budi setelah rapat dengan Gubernur Sumsel Herman Deru dan Wakil Wali Kota Palembang Harnojoyo untuk membahas mengenai penggunaan transportasi massal dan proyek Pelabuhan Tanjung Carat di Griya Agung, Palembang, Kamis.

Ia mengatakan sejauh ini proyek pelabuhan laut dalam itu sudah mendapatkan persetujuan masuk dalam Proyek Strategis Nasional. Selain itu, pelabuhan samudera yang nantinya menjadi gerbang ekspor Sumsel itu dalam proses finalisasi penyediaan lahan.

Insya Allah dalam satu hingga dua bulan ke depan mendapatkan formula yang baik, ini untuk stimulus bagi Sumsel supaya jadi lebih baik,” kata Budi.

Pembebasan Lahan Pelabuhan Tanjung Carat Sudah Selesai

Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan pemerintah sudah menuntaskan beragam persoalan prinsip untuk pembangunan pelabuhan laut internasional, seperti ketersediaan lahan, akses jalan, kedalaman laut hingga lokasi dermaga. Ke depan, yang menjadi perhatian dari pemerintah yakni mengenai ketersediaan dananya.

“Bisa konsorsium dari dalam negeri dan investor dari luar negeri. Ini akan dikaji,” kata dia.

Sebelumnya, proyek Pelabuhan Tanjung Carat ini ditargetkan melakukan ground breaking pada akhir  2021, namun target itu tidak dapat tercapai karena persoalan lahan belum tuntas. Pelabuhan ini direncanakan akan dibangun di atas lahan seluas 1.330 hektare.

Ground breaking belum bisa karena masih ada masalah lahan. Kami terlalu banyak pelajaran mengenai hal itu, jadi tidak mau tergesa-gesa,” kata Herman Deru.

Pelabuhan Tanjung Carat Ditargetkan Menjadi Gerbang Ekspor

Pelabuhan Tanjung Carat diharapkan menjadi gerbang ekspor karena selama ini Sumsel belum memiliki pelabuhan laut dalam. Selain itu, kehadiran pelabuhan ini juga untuk meringankan beban Pelabuhan Boom Baru yang dinilai sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan daerah.

Selama ini untuk pengangkutan komoditas Sumsel hanya dilakukan melalui pelabuhan tersebut, mulai dari minyak sawit, karet, kelapa dan berbagai komoditas lainnya. Proses pengangkutannya kurang maksimal lantaran harus melalui Sungai Musi. Pelayaran kapal kerap terhambat lantaran adanya pendangkalan sungai.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.