Setiap anak yang lahir di dunia dibekali dengan kelebihan dan keunikannya masing-masing. Tak ada anak yang buruk atau tertinggal, yang ada ialah orang tua yang belum menemukan bakat anaknya. Sayangnya masih ada sebagian orang yang meremehkan keberadaa anak-anak penyandang disabilitas.
Memiliki anak disabilitas bukanlah aib. Namun tugas orang tua untuk mencari tahu potensi apa yang dimiliki oleh anak, lalu membimbing mereka untuk dapat mengaktualisasikannya. Sebagaian orang mungkin tidak tahu bahwa para tokoh dunia dari berbagai bidang ternyata merupakan penyandang disabiltas.
BACA JUGA:
Para tokoh-tokoh dunia tersebut mempunyai kontribusi yang luar biasa bagi dunia meskipun memiliki keterbatasan fisik ataupun mental. Mereka membuktikan bahwa banyak orang-orang penyandang disabilitas yang justru lebih cerdas daripada orang pada umumnya.
Jadi bagi orang tua yang memiliki anak penyandang autisme atau sindrom lain jangan pesimis. Para orang tua justru harus memperlihatkan sifat-sifat optimistis dan memberi perhatian lebih agar potensi anak bisa terlihat. Anak-anak tersebut memiliki masa depan yang sama dengan anak lain. Bahkan masa depan mereka bisa jadi lebih gemilang.
Untuk memperingati Down Syndrom Day, artikel ini menyajikan tokoh-tokoh dunia yang menyandang disabilitas.
Stephen Hawking
Pemiliik nama lengkap Stephen William Hawking ini merupakan tokoh di bidang fisika. Lebih dari 40 tahun ia telah berkarir menjadi fisikawan teoritik. Berkat kecerdasannya yang luar biasa, ia telah melahirkan banyak buku-buku penting di bidang Sains dan penemuan-penemuan berpengaruh.
Banyak penghargaan diterima olehnya. Ia dinobatkan sebagai tokoh akademi dan mendapat penghormatan dari Royal Society Arts, anggota seumur hidup Akademi Ilmu Kepausan. Sebuah penghargaan sipil tertinggi di Amerika Serikat, Presidential Medal of Freedom, juga ia dapatkan terima pada 2009.
Pencapaian-pencapaian tersebut rasanya seperti mustahil didapatkan ketika mengetahui kondisi tubuh Hawking. Hawking merupakan seorang pengidap penyakit motor neuron. Penyakit tersebut diketahui pada saat ia menempuh studi di Cambridge. Ia jatuh dari tangga karena keseimbangannya yang lemah, lalu kepalanya terbentur.
Diagnosis varian penyakit yang Amytrophic Lateral Sclerosis (ALS) tersebut kemudian ia terima di usianya yang ke 21. Penyakit tersebut melumpuhkan beberpaa organ tubuhnya secara bertahap, mulai dari lengan, kaki, dan suaranya. Ia lalu lumpuh total pada tahun 2009.
Albert Einstein
Tokoh satu ini cukup lekat di ingatan banyak orang. Orang-orang mengingat sosoknya yang sering dilukiskan dengan rambut putihnya yang rimbun dan akrab dengan rumus fisika. Albert Einstein menjadi ilmuwan terbesar di abad 20 berkat temuan-temuannya.
Einsten lahir di Ulm Württemberg, Jerman. Saat kecil Einstein mengenyam pendidikan di sekolah Katholik, meskipun ia keturunan Yahudi. Semasa hidupnya, ia habisnya untuk mengabdi pada dunia ilmu pengetahuan, khususnya fisika teoritis.
Salah satu kontribusi Einstein yang paling terkenal adalah teori relativitas. Ia juga turut menyumbangkan pengetahuan dan temuannya pada mekanika kuantum, mekanika statistika, dan kosmologi. Pada tahun 1921, ia diganjar penghargaan nobel fisika atas penjelasannya tentang efek foto listrik.
Namun saat kanak-kanak ia dianggap sebagai siswa yang bodoh. Ia dinilai selalu lamban dalam memahami pelajaran. Einstein pun didiagnosis mengidap disleksia dan mempunyai sifat tertutup atau pemalu.
Pendapat lain juga mengungkapkan, ia terjangkit sindrom Asperger atau gejala yang berhubungan dengan autisme. Ia mengalami keterlambatan berbicara, memiliki kebiasaan mengulang-ulang kalimat untuk ia dengar sendiri, dan mempunyai cara kerja yang sangat teknis.
Namun segala keterbatasan tersebut tidak membuat Einsten patah arang. Ia terus belajar dan mengembangkan diri. Paman-pamannya mengenalkannya pada buku-buku Sains dan Matematika. Hal itu berperan cukup besar terhadap karirnya. Ada satu pengalaman yang paling membuatnya berkesan ketika kecil, yakni saat ayahnya menunjukkan kompas kantung.
Isaac Newton
Tokoh dunia satu ini merupakan ahli fisika yang menemukan gaya gravitasi. Simon Baroncohen, seorang Profesor psikologi dari Universitas Cambridge menilai, Newton merupakan seorang pengidap sindrom Asperger.
Sindrom yang dideritanya menunjukkan kebiasaan-kebiasaan ganjil Newton. Newton diketahui selalu memberikan kuliah meskipun ruangannya kosong dan tidak ada yang mendengarkannya. Selain itu, Simon juga meyakini Newton mengalami deperesi atau paranoia. Selain itu Newton juga memiliki kepribadian tertutup, jarang berbicara dan tidak bergaul dengan teman. Saat usia 50 tahun, gangguan saraf menyerang dirinya.
Mozart
Komponis dengan nama lengkap Wolfgang Amadeus Mozart ini merupakan seorang pemusik dan pianis agung pada masanya. Karya-karyanya sangat brilian dan dikenal sepanjang masa. Kejeniusannya dalam bidang musik sudah terlihat saat usia 8 tahun. Di usia tersebut ia sudah bisa menyusun simfoni pertamanya.
Mozart dinilai mengidap kelainan sprektrum autisme. Ia memiliki kebiasaannya berupa mempunyai ekspresi yang konstan, gerakan kaki dan tangan yang berulang, perbuahan suasana hati yang ekstrem, dan sensitif dengan suara keras.
Sebuah catatan menyebutkan, ketika sedang bosan, Mozart akan bersuara seperti kucing mengeong keras. Lalu ia akan jungkir balik di atas meja. Bukti lain menunjukkan, ia mengulang banyak kata-kata yang tidak berarti saat menulis surat untuk keluarganya.
Bill Gates
Mungkin banyak orang akan kaget ketika mengetahui bahwa Bill Gates memiliki sindrom asperger. Pendiri Microsoft ini mengidap salah satu sub kelompok spektrum autisme, yakni keterlambatan motorik seperti anak-anak yang telat berbicara.
Beberapa pengamat menemukan Bill Gates sering melakukan kebiasaan yang menunjukkan tanda-tanda autisme. Saat sedang berkonsentrasi, Gates biasanya menghindari kontak mata dengan lawan bicaranya, memiliki pola bicara yang pendek dan monoton. Ia diyakini termasuk dalam golongan autistik yang cukup persuasif.
Itu tadi beberapa tokoh dunia yang memiliki kelainan atau keterbatasan. Mereka telah membuktikan bahwa keterbatasan fisik atau mental bukan menjadi hambatan untuk menjadi orang hebat. Nama-nama mereka sampai saat ini menjadi ikon di bidang mereka masing-masing dan menjadi patron bagi generasi selanjutnya.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI.