PALEMBANG- Suatu masalah pasti selalu ada dalam sebuah hubungan. Maka dari itu setiap pasangan perlu menyelesaikan masalah yang menimpa demi keberhasilan hubungan. Tidak ada pasangan yang sempurna, ungkap konselor pernikahan dilansir YourTango, Senin, 1 Februari. Alih-alih membayangkan hubungan yang sempurna, pasangan yang berpijak pada kenyataan dan saling terbuka lebih bisa menerima kesalahan, keunikan, serta kebiasaan satu sama lain.
Kebahagiaan memiliki kesempatan berlimpah, tetapi hal yang tak terhindarkan juga dialami seperti pertengkaran, kesalahpahaman, sakit hati, cemburu, dan berkurangnya perasaan cinta. Nah, daripada mencoba menghindarinya, saran para konselor lebih baik memahami kebenaran yang mungkin memidu pertengkaran. Kebenaran berikut, yang menguji hubungan pernikahan dan menjadi lebih langgeng.
BACA JUGA:
1. Intimasi membutuhkan usaha memelihara gairah
Seperti sebuah pekerjaan, melakukan hal yang ‘sama’ tetapi perlu dijaga semangatnya supaya tetap berkobar. Menurut konselor kesehatan mental dan terapis pernikahan berbasis di Florida, Erin Parisi, mengatakan bahwa setiap pasangan harus berusaha menjaga hal-hal supaya tetap menarik, tetap setia, mengatasi masalah medis yang mengganggu, hingga menjadwalkan khusus untuk menguatkan intimasi seperti dengan berhubungan suami istri.
Ketika satu orang merasa tidak intens, rasa aman pada tubuh tidak bisa dihindari. Saran Parisi, baiknya berkomunikasi secara terbuka dan memprioritaskan kehidupan seks untuk menjaga hal-hal yang sehat.
2. Terkadang hampir membenci pasangan Anda
Beberapa pemahaman orang berdasarkan pengalaman membuat kesimpulan bahwa jika pasangan saling mencintai maka perlu saling membenci juga. Menurut Parisi hal tersebut keliru, karena cinta tidak melulu berkebalikan dengan kebencian pun ketidakpedulian.
Tambahnya, konflik itu wajar terjadi. Tetapi bagaimana seseorang menangani konflik yang menentukan hubungan pernikahan akan berkembang atau menderita.
3. Tidak semua masalah bisa terpecahkan
Kebenaran berdasarkan fakta memang tak selalu rapi atau bisa diterima kemudian dipecahkan. Bahkan dalam pernikahan yang telah teruji sekalipun, pernah mengalami masalah yang tidak bisa terpecahkan. Artinya penting menyadari serta mempelajari perbedaan antara masalah yang bisa diselesaikan atau perlu dikelola secara berbeda, pesan Sarah E. Clark, terapis berlisensi dan pakar hubungan.
4. Kehidupan sosial berubah
Banyak pasangan merasa pada awal pernikahan tidak ada yang berubah dengan lingkaran sosial mereka. Faktanya, sebenarnya tidak mungkin karena waktu yang dulunya dimiliki sendiri setelah menikah perlu diatur lebih bijaksana. Kata Rabi Shlomo Slatkin, MS., LCPC., tentang waktu ini perlu disadari bahwa setiap orang membutuhkan ruang untuk kehidupan sosialnya masing-masing disertai menjaga prioritas.
5. Pasangan telah berubah
Ketika rona emas pernikahan memudar, seseorang mungkin baru menyadari bahwa pasangannya telah berubah. Tidak seperti yang ia kenal seperti masa-masa pacaran. Pada titik tertentu, ini adalah kenyataan pahit tetapi saran Slatkin, meski telah berubah bisa sama menyenangkannya seperti bayangan Anda. Dia mungkin melihat dunia dengan sangat berbeda dan tidak apa-apa.
Pesan Slatkin, kemampuan untuk menghormati dunia orang lain adalah bahan utama untuk hubungan yang sukses. Dan ini perlu dilakukan dua arah supaya saling membantu menjadi lebih baik serta mencintai pun menghargai perbedaan.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI Sumsel.