PALEMBANG - Kim Jong-un, Pemimpin Korea Utara, nyatakan tegas siap terhadap segala hal yang berkaitan dengan Amerika Serikat (AS), salah satunya jika terjadi konfrontasi. Hal itu ia sampaikan ketika ditanya komentarnya merespon pertemuan Pemerintahan Presiden Joe Biden.
Kim Jong-un menyampaikan pernyataan tegas tersebut saat rapat pleno Komite Pusat Partai Buruh, Kamis 17 Juni kemarin. Media Korea Utara KCNA menyebut, Kim telah membuat analisis terperinci tentang kebijakan Pemerintah AS di bawah Presiden Joe Biden terhadap Pyongyang. Dan, telah menyusun penangkal strategis dan taktis yang tepat.
BACA JUGA:
"Sekretaris Jenderal menekankan perlunya bersiap-siap untuk dialog dan konfrontasi, terutama untuk sepenuhnya siap menghadapi konfrontasi, untuk melindungi martabat negara kita dan kepentingannya untuk pembangunan independen," sebut KCNA seperti dikutip dari Reuters Jumat 18 Juni.
Kim Jong-un Menunggu Langkah yang Diambil Joe Biden
Dalam kesempatan tersebut, Kim Jong-un juga menekankan perlunya menciptakan iklim eksternal yang menguntungkan untuk inisiatif Korea Utara. KCNA menyebut, langkah ini bisa memberikan jaminan lingkungan yang damai dan aman untuk Korea Utara.
Pakar urusan nuklir di Massachusetts Institute of Technology, AS Vipin Narang mengatakan, komentar Kim melanjutkan kebijakan 'tunggu dan lihat' sambil menahan diri untuk tidak memprovokasi Pemerintahan Joe Biden
"Ini menunjukkan Pyongyang beranggapan 'bola' berada di tangan Amerika Serikat saat ini, sambil menunggu untuk melihat bagaimana administrasi Presiden Biden berjalan," terangnya.
"Mengingat laporan tentang makanan Korea Utara dan situasi COVID-19, orang menduga bahwa Kim Jong-un juga ingin menghindari konfrontasi jangka pendek" sambungnya.
Korea Utara Mengalami Kekurangan Pangan
Para diplomat dan analis mengatakan Korea Utara mengalami kekurangan pangan yang meluas, setelah topan yang menghancurkan tanaman tahun lalu. Sementara, ada kekhawatiran COVID-19 dapat terjadi di negara itu meskipun tidak ada pengakuan resmi oleh rezim Kim. Penutupan perbatasan semakin memukul ekonomi yang sudah terpukul oleh sanksi internasional.
Pada Rabu, 18 Juni, Kim Jong-un mengungkapkan perekonomian Korut secara keseluruhan meningkat pada paruh pertama tahun ini. Total output industri dalam negeri tumbuh 25 persen dibanding tahun lalu. Meski, pada saat yang sama ia menyerukan langkah mengantisipasi krisis pangan.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI Sumsel.