PALEMBANG - Koordinasi penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) digelar oleh Pemkot Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebarluasan PMK pada hewan ternak itu.
Ratu Dewa, Sekda Palembang, memimpin rapat koordinasi (rakor) lainnya antara pejabat Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan, Camat, Lurah, serta jajaran.
Sekda Ratu Dewa menjelaskan bahwa wabah PMK mulai terdeteksi menjangkiti beberapa sapi/hewan ternak di Bumi Sriwijaya ini pada awal Mei 2022.
Untuk mencegah wabah PMK tidak menyebar luas ke hewan ternak lainnya perlu dilakukan berbagai tindakan antisipasi seperti melakukan isolasi dan pengobatan kepada sapi yang terdeteksi terjangkit penyakit tersebut.
Penanganan PMK untuk Mengatasi Permasalahan Penyakit pada Ternak
Penanganan wabah PMK tidak dapat dibebankan kepada satu atau dua instansi/Organisasi Perangkat Daerah (OPD) saja, untuk itu perlu dilakukan rakor agar bisa dilakukan tindakan bersama.
Selain itu, Sekda juga mengimbau Camat dan Lurah untuk rutin memelihara hewan ternak atau pasar penjualan hewan ternak di wilayahnya masing-masing.
“Pemerintah Kota Palembang siap menjadi garda terdepan untuk mengatasi permasalahan penyakit ini. Saya minta semua camat dan lurah melihat langsung ke lapangan, rutin terkait penyakit PMK ini dan berkoordinasi dengan instansi terkait, ” ujar Sekda.
BACA JUGA:
Tingkat Penularan PMK pada Hewan
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Palembang Sayuti mengatakan, wabah penyakit mulut dan kuku berasal dari hewan mamalia seperti sapi, domba, kambing.
Hewan ternak yang terdeteksi terjangkit PMK di kawasan Ilir Barat I dan Kelurahan Siring Agung.
"Tingkat penularan PMK antarhewan bisa mencapai 90-100 persen, dengan tingkat kematian di bawah lima persen," ujar Sayuti.
Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel . Kami menghadirkan berita Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk Anda.
