Kota Palembang Menjadi Percontohan Transportasi Massal Terintegrasi oleh Kemenhub
Budi Karya Sumadi (Fotod ari Antara)

Bagikan:

PALEMBANG- Kota Palembang, Sumatera Selatan, dijadikan oleh Kementerian Perhubungan sebagai percontohan sistem transportasi massal terintegrasi. Moda transportasi di kota pempek ini memang terlengkap di Tanah Air.

Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan, menyampaikan bahwa langkah ini diwujudkan dengan meluncurkan Gerakan Nasional Kembali Ke Angkutan Umum (GNKAU) di Palembang.

“GNKAU sebagai salah satu wujud kebersamaan pemerintah pusat, pemerintah daerah, universitas dan masyarakat, semua pihak harus mendukung kembali ke angkutan umum,” katanya.

Kota Palembang, kata menhub, layak menjadi percontohan karena memiliki moda transportasi darat, sungai dan udara, dan kereta api yang terintegrasi menjadi satu kesatuan dalam melayani masyarakat.

Oleh karena itu, kota ini menjadi pertama di Indonesia yang memiliki lima moda transportasi yang lengkap, khususnya untuk angkutan jalan dan kereta api.

Penggunaan Transportasi Massal di Sumsel

Melalui kegiatan GNKAU ini, kata BBudi, pemerintah, dengan menggandeng berbagai pihak untuk mengajak masyarakat kembali ke angkutan umum, supaya penggunaan kendaraan pribadi menjadi berkurang.

Dalam kesempatan itu, Budi Karya Sumadi memberikan secara simbolis kartu berlangganan LRT Sumsel, kepada aparatur sipil negara (ASN) mahasiswa dan pelajar, berupa uang elektronik senilai Rp25.000.

“Melalui stimulus kartu berlangganan ini diharapkan pengguna LRT menjadi lebih banyak lagi,” ujarnya.

Sementara Gubernur Sumsel H Herman Deru menuturkan, Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang telah melakukan sejumlah langkah untuk mendorong penggunaan transportasi massal, di antaranya memperbarui rute angkot dan bus rapid transit (BRT) agar terintergasi dengan halte stasiun LRT.

“Kami mengharapkan masyarakat kembali menggunakan transportasi massal agar tidak menjadi masalah di kemudian hari. Ini saja sudah terjadi kemacetan di jam-jam sibuk,” kata dia.

Penumpang LRT di Palembang Menurun

Sementara itu, berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan diketahui bahwa jumlah penumpang LRT sejak Tahun 2018 hingga 2021 mengalami pergerakan yang cukup signifikan.

Pada 2018, sebanyak 927.432 orang, kemudian melonjak menjadi 2,6 juta (sebelum pandemi) pada 2019, lalu pada 2020 anjlok menjadi 1,1 juta orang, dan pada 2021 naik sedikit menjadi 1,5 juta orang.

Lalu, terjadinya penurunan signifikan penggunaan LRT itu, khususnya saat penerapan cashless (pembayaran nontunai) di Stasiun Ampera.

Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri di VOI Sumsel. Kami menyajikan berita Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk anda.