Rehabilitasi 33 Anak Korban Kekerasan di Sumsel Mendapat Kunjungan Pemantauan dari Staf Presiden
Ilustrasi-Aktivis kemanusian dari komunitas Awak Droe Only melakukan teatrikal pada aksi keprihatinan kekerasan (ANTARA)

Bagikan:

PALEMBANG - Sebanyak 33 anak korban kekerasan seksual yang direhabilitasi di Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, mendapat kunjungan dari Tim Kantor Staf Presiden (KSP) untuk tujuan pemantauan.

Puluhan korban kekerasan seksual yang merupakan santri di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Ogan Ilir itu, saat ini direhabilitasi di Balai Budi Perkasa milik Kementerian Sosial.

Cara Rehabilitasi Korban Kekerasan Seksual

Tenaga Ahli KSP, Erlinda, mengatakan, rehabilitasi korban kekerasan seksual harus dilakukan dengan pendekatan humanis, karena mengalami trauma fisik maupun mental yang cukup berat.

"Terlebih trauma yang dialami anak, itu sangat berbeda dan memerlukan treatment yang berbeda pula," tutur dia dalam siaran pers KSP di Jakarta, Antara, Kamis, 10 November. 

Presiden Mendorong Penanganan Kasus Pelecehan Seksual Lebih Ditingkatkan

Ia menyatakan, kasus yang terjadi di wilayah Sumsel menjadi alarm kepada pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk segera melakukan transformasi sistem penanganan dan layanan perlindungan korban kekerasan, yang terintegrasi di kementerian dan lembaga, serta dijadikan standarisasi secara nasional.

"Arahan presiden untuk reformasi manajemen penanganan kasus pelecehan seksual perlu ditindaklanjuti secara serius oleh daerah," kata dia.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.