PALEMBANG - Pelabuhan kapal nelayan tradisional di Desa Kurau, Kabupaten Bangka Tengah, akan dikeruk karena terjadi pendangkalan. Pemprov Kepualuan Bangka Belitung melakukan langkah tersebut untuk mendongkrak perekonomian warga pesisir.
"Tempat sandar perahu nelayan ini dangkal dan mengganggu aktivitas melaut nelayan Kurau," kata Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Minggu.
Pengerukan Pelabuhan Kurau Akan Meningkatkan Tangkapan Ikan dan Kunjungan Wisata
Ia mengatakan pengerukan pelabuhan tempat sandar kapal ini tidak hanya akan meningkatkan aktivitas dan hasil tangkapan ikan nelayan tradisional, tetapi juga akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Ketawai yang berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Pelabuhan ini tidak hanya dimanfaatkan untuk sandar kapal nelayan, tetapi juga tempat sandar kapal angkutan wisatawan ke Pulau Ketawai yang sangat diminati wisatawan lokal, nasional, dan internasional," katanya.
BACA JUGA:
Desa Kurau Menjadi Titik Poin ke Pulau Ketawai
Menurut dia, dalam mempercepat pengerukan pelabuhan kapal nelayan ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemkab Bangka Tengah dan Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (BBWS SDA) Kementerian PUPR.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini pengerukan sudah direaliasaikan, sehingga nantinya tidak ada kendala bagi nelayan untuk melaut. Selain itu, Desa Kurau akan menjadi titik poin untuk ke Pulau Ketawai, nanti akan tumbuh UMKM-UMKM di sekitarnya," katanya.
Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman sangat mendukung proyek ini dan pihaknya juga telah memetakan jumlah warga yang akan direlokasi dan menyetujui kegiatan itu.
"Kami sudah mengajukan dalam KUA PPAS 2022 kepada DPRD untuk mendukung proyek pengerukan pelabuhan dan alur sungai Desa Kurau," katanya.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.