Mitos Seputar Menyusui Bayi yang Dipercayai Banyak Orang, Namun Ternyata Justru Menyesatkan
Ilustrasi ibu menyusui (StefaNikolic/Istockphoto)

Bagikan:

PALEMBANG- Banyak sekali mitos mengenai pemberian ASI atau menyusui yang dipercaya oleh masyarakat. Mitos yang paling diyakini adalah air susu ibu tidak cukup mengenyangkan bagi bayi.

Dokter spesialis anak lulusan Universitas Padjajaran, Utami Roesli, SpA.,MBA, FABM., menjelaskan ada banyak mitos-mitos yang menyesatkan yang dipercaya oleh para orang tua kakek nenek dan kakek.

Menurut dr. Utami, edukasi atau mempersembahkan informasi kepada para nenek sangat berperan penting sebagai bentuk dukungan agar bayi bisa mendapat ASI eksklusif.

Mitos yang paling sering beredar di masyarakat adalah ASI saja tidak cukup sehingga harus ditambah dengan makanan seperti formula pisang dan sysu pada usia 6 bulan pertama.

"Faktanya produksi ASI sesuai dengan pengeluaran ASI, permintaan dan penawaran. Jadi, peningkatan produksi, peningkatan produksi ASI juga dengan menyusui dan memerah ASI bukan dengan minum susu ibu menyusui," ujar dr. Utami dalam webinar seperti dikutip dari  ANTARA,  Sabtu, 28 Mei.

Mitos tersebut juga setelah dengan anggapan bahwa ketika bayi menangis menyusu, berarti masih lapar dan gizinya kurang sehingga perlu ditambah dengan makanan lain.

Arti Bayi Menangis Tidak Selalu karena Lapar

Menurut dr. Utami, bayi menangis tidak selalu karena lapar, bisa saja ada faktor lain seperti popok-nya yang tidak nyaman, ingin digendong dan lainnya.

"Perhatikan tanda kalau bayi sedang lapar, dia akan menjulurkan lidah kayak melet-melet, mengecap-ngecap, kepalanya seperti mencari-cari puting. Jadi kalau nangis setelah menyusui bukan karena lapar," jelas dr. Utami.

Mitos selanjutnya adalah bayi perlu dilatih minum dengan dot sebelum sang ibu masuk kerja. Faktanya adalah memperkenalkan dot pada bulan pertama dapat menyebabkan kesukaran menyusui atau bingung puting.

Makanan dan Minuman yang Tidak Boleh Dikomsumsi Ibu Menyusui 

Hal salah kaprah lain yang dipercaya oleh ibu dan orang tua adalah harus menghindari minum kopi, seafood dan makanan pedas. Ibu juga wajib minum susu khusus ibu menyusui supaya produksi ASI banyak.

"Yang enggak boleh itu minuman keras dan rokok, karena apa? Dikatakan bahwa ketuban bayi itu rasanya seperti makanan ibunya. Gampangnya, ketuban sapi rasanya rumput, ketuban macam ya rasa daging," kata dr. Utami.

"Jadi memang sudah dibiasakan makan makanan yang sama dengan ibunya. Misalnya kita menyusui bayi bule, kita makan sambel ya bayi bule akan mencret," lanjutnya.

Mitos lain yang juga dipercaya oleh masyarakat adalah saat hari pertama setelah bayi dilahirkan dan ASI belum keluar, maka diperlukan tambahan susu formula supaya bayi tidak dehidrasi atau kuning.

Bayi dapat Bertahan Hidup Tanpa ASI

Faktanya, bayi baru lahir mampu bertahan tanpa ASI selama 48-72 jam karena dibekali saat dalam kandungan. Syaratnya, disusui segera setelah lahir dan sering disusui pada hari-hari pertama, colustrum yang sedikit diperlukan untuk mematangkan usus.

"Makanya perlu adanya IMD (inisiasi menyusui dini) minimal 1 jam setelah lahir, diletakkan di dada ibunya. Kolostrum yang keluar setetes dan dua tetes saat baru lahir ini, dibutuhkan bukan buat makanan tapi untuk mematangkan usus," jelas dr. Utami.

Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel . Kami menghadirkan berita Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk Anda.