Perayaan Nyepi di Belitung; Umat Hindu Mengarak Ogoh-ogoh dengan Prokes Ketat
Pawai Ogoh-ogoh (Foto dari Antara)

Bagikan:

PALEMBANG - Kegiatan mengarak ogoh-ogoh diselenggarakan oleh umat Hindu di Dusun Balitung, Desa Adit Girijati, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dalam rangkay Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944.

I Gusti Ngurah Oka, Sekretaris Desa Adit Girijati, menyampaikan bahwa pawai ogoh-ogoh dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19 secara ketat.

"Kami imbau agar tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan menghindari terjadinya kerumunan," katanya.

Ia mengatakan selama dua tahun terakhir pawai ogoh-ogoh di daerah itu ditiadakan mengingat situasi pandemi COVID-19.

"Syukur pada tahun ini pelaksanaan pawai ogoh-ogoh bisa kembali dilaksanakan secara sederhana namun dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat," ujarnya.

Makna dan Tujuan Pawai Ogoh-ogoh saat Nyepi

Ia menambahkan ogoh-ogoh adalah patung yang dibuat dengan karakter menyeramkan karena menyimbolkan sosok jahat atau setan yang dapat mengganggu jalannya perayaan Nyepi.

"Ogoh-ogoh menyimbolkan 'Bhuta Kala' bagi kami ada roh-roh jahat yang akan mengganggu kehidupan selama ini," katanya.

Acara Pawai Ogoh-ogoh di Belitung

Ia menjelaskan usai arak-arakan ogoh-ogoh keliling kampung, selanjutnya ogoh-ogoh dibawa kembali ke tempat awal kemudian dibakar secara bersamaan.

"Pembakaran adalah simbol pembasmian dari roh-roh jahat dan pertanda bahawa perayaan Nyepi segera dimulai," ujarnya.

Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel. Kami menghadirkan berita Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk anda.