PALEMBANG - Kadma Wijaya, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara, mengungkapkan permintaan telur ayam ras yang meningkat menyebabkan naiknya harga telur tersebut dalam beberapa hari terakhir menjelang tahun baru. Banyaknya permintaan datang secara individu maupun tempat-tempat hiburan
"Permintaan naik, pembuatan kue mulai banyak, sudah mulai aktivitas tempat hiburan, dan pusat perbelanjaan sudah ramai," kata Kadma dikutip dari Antara, Senin 28 Desember.
BACA JUGA:
Produksi Telur Peternak Mandiri Berkurang
Selain itu, Kadma menyampaikan bahwa adanya bantuan sosial telur juga disebut menjadi pendorong naiknya harga telur yang di beberapa wilayah mencapai Rp34.000 per kilogram.
Kadma menambahkan produksi peternak mandiri yang berkurang 50 - 60 persen akibat kerugian yang diderita saat harga telur anjlok pada Juli lalu juga menicu naiknya harga telur.
"Produksi menurun karena akibat dampak kerugian yang diderita sejak harga telur yang murah akhir Juli lalu," tukas Kadma.
Peternak Ingin Harga Telur Stabil
Turunnya produk telur tersebut juga dikarenakan kualitas pakan yang kurang baik akibat sulitnya mendapatkan pakan jagung.
Menurut Kadma, peternak berharap agar harga telur stabil di tingkat peternak maupun konsumen. Namun, ia meminta pemerintah untuk tetap memerhatikan peternak telur.
"Harapan dari peternak inginnya harga telur stabil ditingkat peternak maupun ditingkat konsumen, kuncinya ada di pemerintah. Agar pemerintah ada kemauan untuk melindungi rakyatnya," pungkas Kadma.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.