6 Inilah yang Akan Tertanam pada Anak dari Perceraian Orang Tua
Ilustrasi orang tua dan anak (Daria Shevtsova/Pexels)

Bagikan:

PALEMBANG- Hubungan pernikahan yang harmonis menjadi salah satu kunci bagi masa depan anak . Ini merupakan nasihat yang paling sering dilontarkan orang saat tahu jika orang terdekat mereka sedang mengalami kereta rumah tangga. 

Sayangnya, nasihat ini bukan lagi aturan emas yang menahan pengambilan keputusan bagi seseorang untuk berpisah. Mengapa? Sebab tetap berada dalam pernikahan di mana Anda merasa dilecehkan secara fisik oleh pasangan justru tidak sehat bagi Anda dan anak-anak.

Ketika Anda atau pasangan selalu berada dalam suasana hati yang negatif, marah, atau tidak bahagia karena hubungan yang tidak sehat, inilah saatnya untuk melepaskan demi kebahagiaan anak dan diri Anda sendiri.

Jika Anda berpikir  perceraian  berdampak negatif pada anak, justru dengan berpisah Anda melepaskan semua hal negatif yang kemungkinan menimpa buah hati di kemudian hari dan memberikannya berharga mengenai kehidupan percintaan dan pasangan.

Dikutip dari  Yourtango , Selasa, 2 Maret berikut ini 6 hal yang bisa dipelajari dari orang tua yang bercerai.

Belajar menyesuaikan diri dengan perubahan hidup

Sebenarnya, perceraian tidak merugikan anak-anak, namun konflik yang terjadi antara orang tua setelah perceraian yang merugikan dan merusak mental anak. Jika Anda tetap menjalin hubungan yang baik dengan mantan pasangan, kemungkinan besar anak bisa belajar menyesuaikan diri secara sehat tentang perceraian. 

Sebisa mungkin, jangan terlalu anak dalam konflik antara Anda dan pasangan, sehingga anak bisa lebih mudah menyesuaikan diri dengan perubahan hidup.

Pentingnya dia

Jika Anda menyembunyikan konflik rumah tangga karena tak ingin melukai hati anak, maka Anda salah besar. Anak-anak sangat tanggap dan melihat apa yang terjadi antara orang tua.

Jika ditutup-tutupi Anak justru tak akan beta di rumah sehingga akan ada waktu di luar dengan teman. Jadi, jauh dari masalah agar terbuka. Meski sebenarnya pahit, tapi itu lebih baik daripada bohong.

Mengurangi kebencian

Memilih menjalankan pernikahan yang tidak sehat bisa memicu anak-anak yang salah satu dari orang tua mereka. konflik terus menerus dalam rumah tangga tak menutup kemungkinan anak menilai siapa pun yang merusak kehancuran keluarga.

Jika ini terjadi, tak heran dia akan membenci pihak yang dianggap salah dan memilih membela pihak yang benar. Padahal, anak tidak seharusnya menempatkan rasa benci pada kedua orang tua.

Nah, sebelum anak telanjur sebaiknya ambil langkah jika Anda merasa rumah tidak baik-baik saja. Dengan begitu, konflik pun tidak akan melebar dan anak bisa memaklumi keputusan orang tuanya.

Belajar mengatasi masalah

Ketika ada konflik, terkadang orang tua menjadikan anak sebagai tempat curhat. Lama-kelamaan, anak merasa bahwa mereka bertanggung jawab membuat ibu atau ayah merasa lebih baik dengan bertindak sebagai konselor. Terbiasa mendengar keluh kesah orang tua, membuat anak jadi lebih tangguh dan tanpa sadar ia belajar sedikit demi sedikit untuk mandiri dan bisa mengatasi masalah sendiri.

Mensyukuri sesuatu meski tak lagi utuh

Terlepas dari hubungan yang tidak bahagia selama bertahun-tahun kadang membuat seseorang kembali lega dan semangat menjalani hari. Selain Anda, anak pun merasakan hal yang sama. Ia bisa merasakan perhatian Anda seutuhnya, tanpa merasa terbagi dengan hal-hal negatif yang Anda alami saat berumah tangga. Meski tak lagi utuh, setidaknya ia tetap merasakan perhatian penuh dari kedua orang tua secara terpisah.

Memahami makna melepaskan

Dari perceraian orang tua, anak bisa lebih paham akan makna melepaskan. Anda memberi contoh bahwa tidak apa-apa melepaskan sesuatu yang tak lagi bisa dipertahankan. Ini membantu anak memahami bahwa melepaskan bisa menjadi hal tersehat bagi semua pihak yang terlibat.

Membuat keputusan untuk pernikahan bukan keputusan yang mudah, apalagi jika melibatkan anak, namun ada manfaat positifnya bagi Anda dan anak.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI Sumsel .