PALEMBANG- Orang tua pasti mengeluhkan jika anaknya punya sifat malas. Namun jangan langsung memarahinya, anak-anak tidak bersemangat belajar atau berkegiatan karena ada alasan tertentu. Mereka mungkin tak benar-benar malas, tetapi ada hal yang mereka sembunyikan. Alih-alih memarahi anak-anak yang tak bersemangat, orang tua perlu mengenali dan memahami sehingga menemukan kesepakatan untuk mengatasi kemalasan.
Menurut ulasan Pamela Li, MS., MBA. dilansir Parenting For Brain, Selasa, 17 Mei, alasan fisik dan psikologis dapat berkontribusi pada menurunnya motivasi anak-anak untuk bermain, belajar, hingga bersosialisasi. Saran Li, langkah untuk mengatasi, pertama kali perlu mengidentifikasi dari mana kemalasan tersebut berasal. Berikut, faktor dibelakang rasa malas anak yang mungkin dialami.
BACA JUGA:
1. Kesulitan belajar
Setiap anak memiliki kemampuan masing-masing. Misalnya, yang pandai matematika tak mudah mempelajari bahasa ataupun yang menyukai bahasa sulit menghafal rumus. Ini perlu dipahami, bahwa kesulitan belajar tidak bisa diselesaikan dengan gertakan. Orang tua perlu telaten menemani dan menjaga motivasi anak sehingga tak menghindar saat belajar bidang tertentu yang ia rasa sulit.
2. Mengalami masalah tidur
Menurut sebuah penelitian, Child Development, kurang tidur dapat mempengaruhi belajar dan prestasi akademik anak. Kurang tidur, apalagi disebabkan screentime tak terkontrol, bisa menunda jam tidur anak. Ini berarti orang tua perlu memberikan kontrol perihal jam tidur dengan tujuan anak tetap bisa beraktivitas normal keesokan harinya.
3. Orang tua terlalu mengontrol
Pada satu sisi, kontrol orang tua diperlukan. Tetapi di sisi lain, anak-anak memerlukan otonomi untuk mengontrol aktivitasnya sendiri. Anak-anak yang terlibat dalam pembelajaran tanpa paksaan, motivasi belajarnya lebih baik.
Orang tua yang mengontrol ketat, justru melemahkan semangat siswa terlepas dari apakah mereka ingin melakukannya. Orang tua ini berpotensi menurunkan motivasi belajar anak-anak mereka sehingga terlihat malas.
4. Hubungan orang tua dan anak yang tidak baik
Hubungan yang baik bisa didefinisikan dengan memiliki kedekatan emosional, hangat, dan suportif. Hubungan tersebut dapat memotivasi anak. Sebaliknya, hubungan yang tegang dapat menciptakan stres dan membuat anak-anak kehilangan semangat untuk beraktivitas yang mereka sukai.
5. Aktivitas kurang menarik
Menarik atau tidaknya aktivitas, perlu interaksi dari kedua belah pihak, misalnya, pengajar dan siswa. Anak-anak membutuhkan suasana yang asyik agar lebih termotivasi. Selain itu, orang yang lebih tua tak bisa memaksakan keterampilan yang tidak dikuasai oleh anak. Itu berarti, setiap hal perlu disesuaikan dengan minat anak. Jika tidak, mereka anak kehilangan motivasi dan malas-malasan dalam berkegiatan.
Itulah alasan tersembunyi dari anak-anak yang terlihat malas. Sesungguhnya, orang tua perlu berkomunikasi secara hangat dengan buah hatinya. Ini bertujuan untuk mengidentifikasi apa yang menjadi minat dan kapan mereka membutuhkan support dari orang terdekatnya.
Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel . Kami menghadirkan berita Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk Anda.