Sstttt! Kalimat Positif Juga Bisa Toksik bagi Orang Lain, Sering Mengucapkan Ini?
Ilustrasi kalimat toksik positif yang sering diucapkan (Pexels/Cottonbro)

Bagikan:

PALEMBANG - Kata-kata tidak hanya susunan huruf yang diucapkan atau dituliskan. Kata-kata mempunyai daya atau kekuatan yang bisa mempengaruhi psikologi orang. Kalimat positif dengan perspektif yang tepat diperlukan untuk memotivasi dan menularkan semangat.

Tetapi jika mengucapkan kalimat positif dalam situasi tidak tepat atau bahkan diucapkan dengan penekanan tertentu, ternyata bisa jadi toksik lho.

Kalimat positif yang diucapkan tidak tepat situasinya, disebut dengan  toxic positivity . Ahli mengatakan bahwa kepositifan yang toksik bisa menghambat perjuangan seseorang. Efek psikologis dari tersembunyi atau mengiran perasaan dengan kalimat-kalimat positif, ternyata juga cukup buruk. Seperti mengganggu kesehatan mental seseorang hingga parah, hingga memengaruhi kesehatan fisik. Oleh karena itu, kenali kalimat positif yang ternyata bisa jadi toksik seperti berikut ini.

“Jangan masalahmu, tetaplah positif”

Masalah perlu diselesaikan, bukan untuk dihindari dan ditumpuk hingga jadi beban. Ketika menyangkal masalah hidup seseorang tidak autentik. Melansir  The Psychology Group , Senin, 9 Mei, kita bisa kehilangan koneksi dengan diri kita sendiri tidak autentik. Seseorang mungkin akan terlihat tangguh ketika menemukan masalahnya dengan keceriaan. Tetapi dalam pikirannya tetap ingin solusi untuk menyelesaikan masalahnya.

“Kalau saya bisa menyelesaikannya, Anda pasti bisa”

Tak jarang masalah yang bertubi-tubi memiliki pola yang sama. Tetapi setiap orang memiliki batasan, kemampuan, dan keterbatasan dalam menangani banyak hal. Oleh karena itu, memperbandingkan kemampuan satu orang dengan orang lain tidak akan menghasilkan hal yang memuaskan. Ini hanya akan membuat seseorang merasa lebih tertekan dan tidak menemukan motivasi dari dalam dirinya sendiri.

“Cobalah berpikir positif, nanti akan menemukan inti masalahnya”

Selalu berpikir positif, kadang memberikan rute jalan yang salah. Sedangkan kesalahan pasti dialami setiap orang ketika mengatasi masalahnya. Dari hal tersebut, seseorang tidak perlu melulu berpikir positif. Untuk menemukan inti masalahnya, kita perlu mengakui mana jalan yang salah dan bagaimana kembali menuju arah yang dituju.

“Segala hal terjadi untuk suatu alasan”

Merasa curiga pada setiap langkah dalam hidup tentu tak akan terasa nyaman. Bahkan, kita tak perlu selalu insecure dengan orang yang berbuat baik pada kita. Artinya, tidak semua hal terjadi karena suatu alasan. Lebih jauh lagi, menghubungkan masa lalu dengan saat ini hingga masa depan nanti justru membuat kita lelah pun gelisah.

“Jangan berpikiran negatif”

Hal-hal negatif tak pernah bisa ditolak. Penderitaan, kesedihan, rasa marah, benci, dan sakit hati adalah bagian dari kehidupan. Jadi, terima pikiran-pikiran negatif tanpa memanipulasi diri dengan pikiran positif.

Itulah kalimat-kalimat yang sering mengaburkan kesadaran akan diri kita sendiri. Jika Anda mengenali diri Anda sebagai penebar racun positif, inilah saatnya Anda tak lagi menyakiti diri sendiri dan orang-orang yang paling Anda sayangi.

Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel . Kami menghadirkan berita Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk Anda.