Anak-anak Perlu Dibatasi Konsumsi Mi Instan, Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan
Ilustrasi mi instan (Pui Bear/Unsplash)

Bagikan:

PALEMBANG- Mi instan menjadi salah satu menu favorit masyarakat Indonesia dari segala usia. Selain itu rasanya yang nikmat juga dinikmati saat suasana atau hujan, penyajiannya juga mudah. Ketika orang tua kekurangan waktu dan anak-anak membutuhkan sesuatu untuk dimakan, mereka dengan mudah memilih mie instan. 

Saat ini, dengan berbagai merek mi instan dan rasa yang disukai anak, tentu saja ini menjadi pilihan yang mudah. Tapi, Anda perlu berhenti dan berpikir apakah mi instan adalah makanan yang tepat untuk anak Anda. Dan, VOI akan membahasnya di artikel ini. Melansir Parenting First Cry, Senin , 7 Maret, berikut beberapa alasan mengapa anak-anak harus dibatasi dari konsumsi mi instan.

Kurang nutrisi

Pada proses makanan kemasan seperti mi instan tidak fokus pada vitamin dan mineral apa pun, serta mengarah pada nutrisi yang rendah.

kandungan lemak trans

Agar bisa disimpan lama, mi cuci dengan cara dikukus dan digoreng dalam minyak. Hal ini menyebabkan lemak trans saat penggorengan menjadi bagian dari mi yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan.

lapisan lilin

Untuk mendapat tampilan yang lebih menarik, dilapisi dengan lilin saat proses pembuatan. Ini berbahaya dan diketahui dapat menyebabkan kerusakan pada hati.

MSG

Seperti yang diketahui, MSG banyak digunakan dalam mie instan untuk meningkatkan rasa. Namun, bahan kimia ini berbahaya bagi anak-anak maupun orang dewasa, karena diketahui menyebabkan kerusakan otak.

Natrium sebagai pengawet

Untuk mengawetkan mi dalam waktu lama, dibutuhkan natrium dalam jumlah banyak.Natrium, unsur yang ada dalam garam, juga secara langsung mempengaruhi organ vital dan dapat menyebabkan kerusakan fungsi tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan.

Zat Kimia Lainnya

Terlepas dari alasan di atas, berbagai bahan kimia seperti plasticizer dan dioxin hadir dalam bahan yang digunakan untuk membuat mi. Bahan kimia ini bersifat karsinogenik dan mungkin tetap terkandung dalam mi bahkan setelah Anda memasaknya. 

Orang mungkin berasumsi bahwa jumlah konsumsi mereka tidak tinggi atau mereka berhati-hati saat memasak, tetapi faktor-faktor tertentu dapat menyebabkan zat tersebut aktif dan memicu kanker.

Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel . Kami menghadirkan berita Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk Anda.