PALEMBANG- Setiap daerah di Indonesia memiliki rumah adat yang khas masing-masing. Ciri khas rumah adat tiap daerah menyesuaikan dengan kepercayaan, geografis, hingga tradisi masing-masing.
Di NTB , rumah adat memiliki keunikan yang terepresentasikan pada nama, sejarah, dan potensi. Kedekatan masyarakat dengan alam tinggalnya juga terlihat dari bahan bangunan yang dipakai untuk membangun rumah adatnya.
BACA JUGA:
Nusa Tenggara Barat adalah salah satu provinsi dengan dua pulau, Lombok dan Sumbawa. Di provinsi ini, didominasi oleh tiga suku, yaitu Sasak, Samawa atau Sumbawa, dan Mbojo atau Bima. Ketiganya dikenal dengan akronim Sasambo.
Menurut Erlina Laksmiani Wahjutami dalam Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat (2017) , rumah adat di Lombok dan Sumbawa terdapat perbedaan yang signifikan. Di Lombok, rumah adat dengan pondasi umpak dan lantai rumah di atas tanah. Sedangkan di Sumbawa dengan pondasi umpak untuk mendukung konstruksi tiang-tiang rumah panggung. Berikut penjelasan mengenai nama, sejarah, dan fungsi rumah adat NTB.
Rumah Adat Bale Lumbung
Disebut dengan bale , rumah adat ini dibangun dari kayu sebagai tiang, dinding anyaman bambu, dan atap alang-alang. Bangunan dengan dinding bambu secara konstruksi lebih tahan gempa dan angin.
Rumah adat NTB dengan nama Bale Lumbung tidak difungsikan sebagai tempat tinggal. Bangunan ini untuk menyimpan hasil panen sehingga disebut dengan lumbung. Karena dimanfaatkan untuk menyimpan hasil panen, maka fondasi untuk menghindari terhindar dari serangan serangan binatang pengerat. Bentuk atapnya cukup unik, seperti tumpeng tetapi agak bulat.
Rumah Adat Bale Jajar
Bale sebagai rumah adat yang mana terbagi menjadi tiga ruang, yaitu dua dalem bale dan serambi. Rumah adat ini juga ditandai dengan samba sebagai tempat penyimpanan bahan makanan. Pada bangunan bale jajar, bagian depan terdapat sekepat dan sekenam di belakang.
Rumah Adat Berugaq Sekenam
Sekenam merupakan sebutan untuk jumlah saka atau tiang yang terhubung enam. Rumah adat NTB yang disebut berugaq sekenam berfungsi sebagai tempat belajar tentang nilai-nilai budaya dan ruang berkumpul keluarga.
Rumah Adat Sumbawa
Rumah adat Sumbawa terdiri dari 3 macam, antara lain d alam loka, bala pekat, dan bale panggung. Rumah adat dalam loka merupakan istana bersejarah peninggalan kerajaan yang dipimpin oleh Sultan Muhammad Jalalludin. Luasnya 696,98 meter persegi dengan 2 bangunan kembar yang disangga oleh 98 tiang kayu jati dan 1 tiang guru ukuran terbuat dari pohon cabe. Pada tahun 1885, Sultan Muhammad Jalalludin III mengembangkan istana dalam loka karena sudah lapuk dimakan usia.
Bala pekat juga disebut dengan Bala Datu Ranga. Letak rumah adat NTB ini berada di kelurahan Pekat, Sumbawa Besar, tepatnya berdiri di selatan istana dalam loka. Bentuknya rumah panggung besar, terbuat dari kayu, dan dulu merupakan kediaman Abdul Madjid Daeng Matutu, Perdana Menteri Kesultanan Sumbawa yang bergelar Datu Ranga. Sedangkan bale panggung dengan ukuran tak terlalu besar dan merupakan tempat tinggal masyarakat dan prajurit di Sumbawa .
Di atas merupakan nama, sekelumit sejarah, dan fungsi rumah adat di NTB. Sebagai kekayaan budaya, rumah adat yang lekat dengan tradisi penting untuk dilestarikan.
Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel . Kami menghadirkan bertira Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk Anda.