5 Kebiasaan Makan yang Buruk, Perlu Dihindari Supaya Kesehatan Tidak Terganggu
Ilustrasi kebiasaan makan yang buruk (Pexels/KoolShooters)

Bagikan:

PALEMBANG- Kondisi Kesehatan tubuh seseorang sangat salah satunya dipengaruhi oleh makanan. Bukan hanya nutrisi yang terkandung dalam makanan, tetapi kebiasaan yang berkaitan dengan makan, seperti waktu makan, porsi makan, dan intensitas makan berpengaruh besar pada kondisi tubuh.

Acap kali kebiasaan makan yang baik kurang jadi perhitungan dalam menyeimbangkan kesehatan tubuh. Terutama kebiasaan makan buruk dapat mengganggu sistem kerja tubuh. Apakah Anda memiliki 5 kebiasaan makan yang buruk di bawah ini?

Makan tidak teratur

Berapa kali makan dalam sehari dan jam berapa paling tepat mengonsumsi makanan berat perlu diperhatikan dengan saksama. Tidak hanya apa yang dimakan tetapi kapan jam makan juga perlu dibiasakan.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Proceeding of the Nutrition Society mengungkapkan bahwa makan tidak teratur bisa memicu obesitas dan diabetes tipe-2.

Makanan yang kita makan menentukan kondisi kesehatan. Tidak hanya butuh makanan bernutrisi, tetapi kebiasaan yang berkaitan dengan makan, seperti waktu makan, porsi makan, dan intensitas makan berpengaruh besar pada kondisi tubuh.

Acap kali kebiasaan makan yang baik kurang jadi perhitungan dalam menyeimbangkan kesehatan tubuh. Terutama kebiasaan makan buruk dapat mengganggu sistem kerja tubuh. Apakah Anda memiliki 5 kebiasaan makan yang buruk di bawah ini?

Makan tidak teratur

Berapa kali makan dalam sehari dan jam berapa paling tepat mengonsumsi makanan berat perlu diperhatikan dengan saksama. Tidak hanya apa yang dimakan tetapi kapan jam makan juga perlu dibiasakan.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Proceeding of the Nutrition Society mengungkapkan bahwa makan tidak teratur bisa memicu obesitas dan diabetes tipe-2.

Studi lainnya juga membuktikan bahwa makan 6 kali sehari dalam waktu yang sama setiap hari memiliki kadar insulin lebih baik dibanding makan 3 hingga 9 kali sehari dengan waktu acak.

Tingkat insulin pada tubuh dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu ritme sirkadian, jam internal tubuh, dan kebiasaan jam makan. Rekomendasi paling tepat, makan makanan yang paling tinggi kalori hanya pada siang hari.

Makanan yang paling tinggi nutrisi dikonsumsi pada pagi hari. Sedangkan pada sore hari, pilih makanan yang segar, rendah kalori, dan rendah karbohidrat.

Makan larut malam

Kebiasaan makan saat larut malam perlu segera dihentikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh The Parelman School of Medicine University of Pennsylvania, kebiasaan tersebut sering dilakukan oleh penderita insomnia dan merasa gelisah pada malam hari.

Penelitian ini membuktikan bahwa makan larut malam bisa meningkatkan berat badan, kadar insulin, glukosa pyasa, kolesterol, dan trigliserida. Lonjakan hormon ghlerin juga merangsang nafsu makan dan pelepasan hormon kenyang atau leptin semakin melambat.

Untuk yang memiliki kebiasaan makan larut malam, disarankan untuk diminimalisir. Misalnya dapat menggantinya dengan camilan sehat seperti kacang-kacangan, sereal tinggi serat, dan buah-buahan untuk dikonsumsi saat lapar pada malam hari.

Kebiasaan makan junk food

Makanan cepat saji atau dikenal dengan junk food, memiliki nutrisi rendah meski porsinya mengenyangkan. Ini seperti sebuah tipuan, meski tubuh merasa sudah cukup makan tetapi nutrisi yang diperlukan tidak terpenuhi.

Risiko paling buruk dari kebiasaan makan junk food adalah melemahkan sistem kekebalan tubuh. Daya tahan tubuh seseorang akan menurun karena kurang vitamin dan nutrisi. Nah, risiko lainnya sama seperti makan pada larut malam, yaitu berpotensi kelebihan berat badan.

Makan makanan yang dimakan orang lain

Jenis makanan yang tren selalu hadir, tetapi bisa jadi petaka ketika tidak disadari kapan harus berhenti mengikuti. Misalnya, Anda mengikuti apa yang dimakan orang lain seperti bebas makan burger sekaligus pizza. Kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda, satu orang mungkin tetap sehat dan kurus meski banyak makan makanan yang mengandung karbohidrat.

Setiap orang, menurut John M. O’Brien, seorang profesor kedokteran keluarga di University of Michigan Health System, memiliki sistem metabolime yang berbeda-beda. Ada yang lebih cepat dalam mencerna dan menyerap makanan, dan ada juga yang sistemnya lambat.

Disamping penting sekali mengenali sistem metabolime tubuh masing-masing, diperlukan juga kebiasaan makan yang.

Melewatkan sarapan

Melewatkan sarapan tidak berarti mengurangi kalori dalam jumlah besar di tubuh. Sarapan yang terlewat justru mempertinggi rasa lapar pada siang hari dan ingin makan apa saja. Akhirnya makan akan lebih emosional dan porsi lebih banyak.

Jika Anda memiliki lima kebiasaan di atas, perlu kiranya untuk memperbaiki kebiasaan tersebut demi menjaga kondisi kesehatan tetap stabil.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.