BPS Bangka Belitung ungkap Pemicu Inflasi Pangkalpinang adalah Kenaikan Makanan dan Tembakau
Ilustrasi penjual cabai (Foto dari Antara)

Bagikan:

PALEMBANG - Pemicu utama inflasi di Kota Pangkalpinang pada September 2021 disebabkan oleh kenaikan kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,84 persen. Inflasi sebesar 0,60 persen tersebut diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bangka Belitung.

"Pada September tahun ini Pangkalpinang inflasi 0,60 persen atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen 104,98 jika dibandingkan bulan sebelumnya 104,35," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami di Pangkalpinang, Babel, Jumat.

Komoditas yang Mengalami Kenaikan Harga di Bangka Belitung

Ia mengatakan berdasarkan hasil pemantauan inflasi terjadi di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Babel ini karena adanya kenaikan harga tujuh kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau 1,84 persen serta pakaian dan alas kaki sebesar 0,11 persen.

Selanjutnya, kenaikan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,02 persen; perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,05 persen; kesehatan 0,05 persen; informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,12 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 0,24 persen.

"Dua kelompok pengeluaran terpantau deflasi yakni transportasi 0,06 persen dan rekreasi, olahraga, dan budaya turun 0,60 persen. Sedangkan kelompok pendidikan serta kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran stabil," ujarnya.

Menurut dia, komoditas yang mengalami kenaikan harga pada September 2021 antara lain daging ayam ras, ikan selar, bayam, sawi hijau, kangkung, ikan kembung, cumi-cumi, ikan kerisi, pelumas/oli mesin, serta ikan dencis.

Komoditas di Bangka Belitung yang Mengalami Penurunan Harga

Sementara itu, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain bawang merah, cabai rawit, ikan singkur, angkutan udara, ikan bulat, ikan pari, telur ayam ras, wortel, playstation, dan udang basah.

"Pada September tahun ini dari 11 kelompok pengeluaran, 7 kelompok memberikan andil inflasi, dua kelompok memberikan andil deflasi, dan dua kelompok tidak memberikan andil deflasi maupun inflasi," katanya.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.