Pemkab Muba Berharap Petani Memproduksi Karet Bersih Limbah
Pekerja menyadap getah karet di kawasan perkebunan di Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Rabu (5/4/17). (ANTARA FOTO/Feny Selly/kye/17)

Bagikan:

PALEMBANG- Pemkab Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan , menggenjot petani untuk menghasilkan karet dengan bersih selama ini banyak oknum yang bertindak curang demi memperoleh keuntungan banyak. Hasil karet dicampur dengan limbah agar bobot bahan olahan karet (bokar) menjadi bertambah berat.

Plt Kepala Dinas Perkebunan Muba Akhmad Toyibir di Sekayu, Rabu, mengatakan, pola produksi karet yang lama ini harus diubah dengan cara memberikan pelatihan ke petani karet. “Ini memang tidak mudah tapi saat ini petani mulai memahami terlebih dahulu Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) menerapkan standar tinggi,” kata dia. Ini terkait dengan kebutuhan produksi lateks yang akan digunakan dalam aspal karet.

Pemkab Musi Banyuasin Membuat Petani Tersenyum Karet Bersih

Oleh karena itu, pemkab menargetkan perubahan produksi karet untuk memproduksi karet bersih, dan mengubah petani menjadi off-farm dengan kemampuan untuk mengolah dan menjual sendirinya.

Sejauh ini, sentra produksi lateks pekat yang diolah menggunakan mesin sentrifugal bantuan dari Pemkab Muba terdahulu.

Selanjutnya lateks tersebut dikumpulkan di bengkel aspal karet Muba untuk diolah menjadi lateks pravulkanisasi dan di lingkungan menjadi bahan campuran aspal karet.

Bengkel itu menyerap 8 ton karet lateks kebun untuk menghasilkan 4 ton lateks pravulkanisasi, kemudian dihasilkan 58 ton aspal karet berbasis lateks pravulkanisasi dan dicampur agregat menjadi 900 ton.

Untuk menghasilkan 4 ton karet lateks terpravulkanisasi dengan (KKK) kadar karet kering 60 persen yang dibutuhkan sekitar 8 ton karet lateks kebun yang berasal dari kebun petani karet yang dikumpulkan melalui UPPB.

Produksi Lateks Dapat Meningkatkan Pendapat Petani UPPB

Dampak implementasi produksi lateks ini berdampak pada peningkatan pendapatan petani karena UPPB melalui sistem lelang menjual Rp10.000-Rp11.000 per Kg, dan peningkatan harga dengan menjadikan lateks pekat yang sudah dicentrifuge mencapai Rp19.000 – Rp21.000 per Kg.

Saat ini terdapat 92 UPPB dengan anggota 13.580 KK, UPPB sebagai produsen lateks pekat di Kecamatan Keluang, Kecamatan Babat Toman, Kecamatan Plakat Tinggi.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI Sumsel .