PALEMBANG - Banjir menerjang Provinsi Henan, China, usai diguyur hujan terderas selama 1.000 tahun terakhir. Sedikitnya 25 orang tewas di Provinsi Henan, China yang dilanda Dalam musibah tersebut, terdapat 25 korban jiwa, dan selusin di antaranya berdiam di jalur kereta bawah tanah di ibu kota Zhengzhou.
Personel penanggulangan bencana berhasil mengevakuasi sekitar 100.000 orang di Zhengzhou, dengan transportasi di jalan raya dan jalur kereta terganggung, serta waduk dan bendungan di provinsi tersebut dalam statu peringatan.
BACA JUGA:
Untuk mengatasi bencana tersebut, ribuan tentara ditugaskan ke lokasi kejadian. Tentara Pembebasan Rakyat telah mengirim lebih dari 5.700 tentara dan personel untuk membantu pencarian dan penyelamatan.
Evakuasi Korban Banjir China di Jalur Kereta Bawah Tanah
Di jalur kereta bawah tanah, 12 orang tewas dan lebih dari 500 orang berhasil dievakuasi dari kereta yang terendam banjir, sebut media pemerintah setempat. Sementara gambar media sosial menunjukkan komuter kereta tenggelam dalam perairan setinggi dada dalam kegelapan dan satu stasiun berubah menjadi kolam besar berwarna cokelat.
"Airnya sampai ke dada saya. Saya benar-benar takut, tetapi yang paling menakutkan bukanlah airnya, tetapi pasokan udara yang berkurang di kereta," tulis seorang penyintas di media sosial, seperti dikutip Reuters Kamis 22 Juli.
Hujan menghentikan layanan bus di kota berpenduduk 12 juta orang sekitar 650 km (400 mil) barat daya Beijing, kata seorang warga bermarga Guo, yang harus bermalam di kantornya.
"Itulah mengapa banyak orang naik kereta bawah tanah, dan tragedi itu terjadi," kata Guo kepada Reuters.
Korban Tewas dalam Bencana Banjir China
Sedikitnya 25 orang tewas dalam hujan lebat yang melanda provinsi itu sejak akhir pekan lalu, dengan tujuh orang hilang, kata para pejabat pada konferensi pers, Rabu.
Media mengatakan korban tewas termasuk empat warga Kota Gongyi, yang terletak di tepi Sungai Kuning seperti Zhengzhou, menyusul runtuhnya rumah dan bangunan akibat hujan.
"Upaya pencegahan banjir menjadi sangat sulit," kata Presiden China Xi Jinping dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh televisi pemerintah.
Dari Sabtu hingga Selasa, 617,1 mm (24,3 inci) hujan turun di Zhengzhou, hampir setara dengan rata-rata curah hujan tahunan 640,8 mm (25,2 inci). Tiga hari hujan menyamai tingkat yang hanya terlihat "sekali dalam seribu tahun", kata biro cuaca Zhengzhou.
"Peristiwa cuaca ekstrem seperti itu kemungkinan akan menjadi lebih sering di masa depan," terang Johnny Chan, seorang profesor ilmu atmosfer di City University of Hong Kong.
"Yang dibutuhkan adalah pemerintah mengembangkan strategi untuk beradaptasi dengan perubahan seperti itu," tambahnya, merujuk pada otoritas di tingkat kota, provinsi, dan nasional.21 Jul 2021 20:15
Otoritas berwenang melakukan pemantauan pada kondisi sejumlah waduk dan bendungan yang berpotensi runtuh sewaktu-waktu. Tindakan tersebut diambil setelah adanya tragedi Bendungan Yihetan di Kota Luoyang barat Zhengzhou jebol sepanjang 20 meter.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.