Sumsel Mengalami Lonjakan Impor Barang Konsumsi Sebesar 156 persen
Ilustrasi - Pedagang memilih buah impor untuk dijual kembali di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Minggu (4/3). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/12)

Bagikan:

PALEMBANG - Aktivitas impor barang-barang konsumsi di Sumatera Selatan mengalami peningkatan. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, tahun ini mencapai 156 persen pada Mei 2021.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel mencatat data produk konsumsi yang paling banyak masuk ke provinsi itu, yakni barang plastik, makanan hewan, hingga sayur-sayuran .

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Sumsel Sukerik di Palembang , Kamis, mengatakan nilai impor sektor konsumsi mencapai 660.000 dolar AS per Mei 2021. Nilai tersebut meningkat sebesar 156,06 persen dibandingkan Mei 2021 ( year to year ), namun dibandingkan bulan April 2021 angkanya turun 45 ,89 persen.

Kenaikan Impor di Sumsel Juga Terjadi Pada Bahan Baku/Penolong

Ia mengatakan Sumsel mengadopsi plastik dan barang dari plastik sebanyak 880 ton atau senilai 1,62 juta dolar AS pada bulan lalu.

Selain impor barang konsumsi, kenaikan juga terjadi pada bubur kayu/pulp yang masuk kategori bahan baku/penolong. Impor produk tersebut tercatat sebanyak 3.250 ton atau senilai 2,84 juta dolar AS.

Sektor Barang Modal Bulanan dan Tahunan Mengalami Penurunan

Secara umum, nilai impor Sumsel pada Mei tahun 2021 tercatat sebesar 65,61 juta dolar AS atau turun 34,11 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

“Memang jika dibandingkan dengan bulan Mei tahun sebelumnya impor bahan baku/penolong meningkat hampir 60 persen. Adapun komoditasnya yaitu pupuk, peralatan listrik, barang dari logam, dan lainnya,” katanya.

Lebih lanjut, Sukerik menyatakan sektor barang modal bulanan maupun tahunan anjlok. Komoditasnya antara lain mesin untuk keperluan umum, generator, dan lainnya.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI .