Impor barang yang masuk ke Sumatera Selatan masih didominasi oleh produk-produk dari negara tirai bambu China. Berdasarkan perhitungan data periode Januari-Maret 2021, nilai impor China mencapai 164,12 juta dolar AS (USD).
Tri Wahyuningsih, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, mengungkapkan negara lain yang memiliki pangsa impor cukup banyak di Sumsel, yaitu Malaysia 11,55 juta USD di urutan kedua dan Kanada 9,46 juta USD di urutan ketiga.
“Untuk peringkat dua dan tiga negara ini selalu berganti-ganti, sementara China selalu menjadi yang utama sudah beberapa tahun terakhir,” tuturnya, di Palembang, Minggu 18 April.
Sementara jenis barang yang mendominasi impor Sumsel adalah jenis barang modal, seperti mesin mekanik dan peralatan listrik. Berdasarkan data barang impor pada Januari-Maret 2020, penggunaan barang modal 56,06 persen. Sedangkan bahan baku penolong sebesar 42,36 persen dan barang konsumsi 1,59 persen.
BACA JUGA:
Nilai ekspor Sumsel dan China Tetap Surplus 225,26 Juta USD
Malah, ekspor Sumsel ke China berupa karet remah, bahan bakar mineral, batubara, dan pulp dengan total 389,38 juta USD pada Januari-Maret 2021.
Meski nilai ekspor pulp turun drastis senilai 22,42 persen ke China, namun ekspor tetap tinggi ke negara ini. Dengan jumlah tersebut, neraca perdagangan antara Sumsel dan China masih tetap surplus 225,26 juta USD.
“Begitulah, Sumsel kirim barang ke China, tapi juga beri barang dari sana. Tapi jika dilihat, masih sejauh-jauhnya tetap surplus, ”ucap Endang.
Selain bermitra dengan China, Sumsel juga menawarkan produk dari Rusia, Singapura, Vietnam, Jepang, India, Yordania, Amerika Serikat, Jerman dan Finlandia.
Nilai Ekspor Maret Mencapai 360,59 Juta Dolar AS
Sementara itu, nilai ekspor Sumatera Selatan terus membaik sejak awal tahun 2021 setelah sempat dihamtam pengaruh COVID-19 mulai akhir Februari 2020.
Nilai ekspor Maret 2021 mencapai 360,59 juta dolar AS (USD) setelah pada Maret 2020 melorot menjadi 264,56 juta USD. Sementara pada Maret 2019 (sebelum COVID-19) mencapai 319,62 juta USD.
“Pergerakan hampir serupa juga terjadi pada Januari hingga Februari 2021. Ini artinya perekonomian mulai bergerak pulih,” kata Endang.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI .