PALEMBANG - Musim penghujan di Indonesia telah berakhir pada beberapa bulan terakhir. Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan memberlakukan status siaga kebakaran hutan dan lahan karhutla menjelang musim kemarau pada Juli 2021.
Amzar Kristopa, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU, mengungkapkan status penetapan ini mengingat OKU salah satu daerah di Sumsel yang terjadi karhutla saat musim kemarau.
BACA JUGA:
10 Kecamatan Rawan Karhutla di OKU Sumsel
Berdasarkan hasil survei terdapat 10 kecamatan di Kabupaten OKU rawan kebakaran hutan yaitu Kecamatan Pengandonan, Lubuk Batang, Muarajaya, Semidang Aji, Baturaja Barat, Baturaja Timur, Sosoh Buay Rayap, Peninjauan, Kedaton Peninjauan Raya dan Kecamatan Lengkiti.
Ke 10 kecamatan ini dipetakan sebagai daerah rawan karhutla karena masih banyak terdapat hutan serta lahan milik masyarakat yang mudah terbakar saat musim kemarau panjang.
Seperti tahun lalu, kebakaran hutan dan lahan terjadi di beberapa kecamatan tersebut dengan luas lahan pertanian yang terbakar lebih dari 20 hektar.
"Untuk titik panas atau hotspot atau titik panas pada 2019 lalu terpantau 25 titik. Yang paling banyak di Kecamatan Pengandonan dan Lubuk Batang," katanya.
Oleh sebab itu, memasuki musim kemarau tahun ini pihaknya menetapkan status siaga agar peristiwa karhutla dapat ditanggulangi sedini mungkin.
Pembangunan Posko untuk Memantau Titip Api di OKU
BPBD OKU juga mempersiapkan peralatan penanggulangan termasuk membentuk posko di seluruh wilayah rawan bencana kebakaran hutan dan lahan.
"Di setiap desa di OKU juga sudah terbentuk relawan peduli api yang mendapat pelatihan pendidikan dasar untuk penanggulangan bencana, seperti karhutla," ujar dia.
Personel dari BPBD OKU dan masyarakat peduli api disiagakan di posko untuk mengetahui titik api lewat platform milik Lapan, SiPongi dan Lancang Kuning selama 24 jam.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI .