Bulog Bakal Serap 50.000 Ton Beras dari Petani Sumsel, Puncak Panen Hingga Mei 2021
Pekerja memanggul karung berisi beras di gudang milik Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) (Foto dari Antara)

Bagikan:

Sejumlah sentra produksi pertanian di Provinsi Sumatera Selatan sedang dalam puncak panen hingga Mei 2021. Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) janjikan ambil  sebanyak 50.000 ton beras dari petani.

Ali Ahmad Najih Amsari, Pemimpin Wilayah Bulog Divre Sumsel-Babel, mengungkapkan target tersebut sesuai arahan dari Pemprov Sumsel.

“Kami optimis tercapai karena sekarang terus membeli beras petani. Setidaknya 700 ton setiap hari,” tuturnya.

Ia menyampaikan Pemprov Sumsel meminta Bulog mampu menyerap 80 ribu ton beras petani untuk dua musim tanam tahun ini.

Hingga Mei 2021, Bulog dihimbau untuk mewujudkan permintaan tersebut sejumlah 50 ribu ton beras atau sesuai kapasitas gudang, lantaran melonjaknya produksi petani.

Bulog Aktifkan Sejumlah Gudang Walau Hari Libur

Bulog pun telah mengoptimalkan gudangnya di sejumlah wilayah untuk mencapai target tersebut. Beberapa gudang tetap aktif walau di hari libur Sabtu dan Minggu. Bulog berhasil menyerap 16.334 ton beras petani Sumsel hingga Maret 2021.

Menurutnya, penyerapan dilakukan hingga ke tingkat penggilingan kecil. Namun, ia tak menyangkal ada sejumlah daerah yang tidak dapat dijangkau lantaran kendala infrastruktur.

“Persoalan tata niaga beras ini ada di sisi output dan input, yang perlu diperbaiki. Mulai dari transfortasi hingga kualitas beras yang dihasilkan petani,” kata dia.

Jika saja infrastruktur sudah memadai, maka Bulog memastikan akan menjangkau seluruh daerah sentra produksi beras Sumsel. Tapi, faktanya terdapat wilayah remote area, yang mana petaninya sulit untuk mengases gudang Bulog, kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tananam Pangan dan Holtikultura Provinsi Sumsel R Bambang Pramono, meminta para petani di wilayahnya untuk menunda menjual Gabah Kering Giling (GKG) yang melebihi kebutuhan hidup. Ini menyusul lantaran anjloknya harga gabah saat ini.

Banyak Petani Menjual Beras di Bawah HPP

Selain itu, banyak petani yang menjual gabah dan beras jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan Perum Bulog sebesar Rp5.300 untuk gabah per kilogram (Kg) dan Rp8.300 untuk beras per Kg. Dimana petani hanya bisa menjual gabah berkisar Rp3.500 sampai Rp 4.000 per Kg.

“Karena itu, saat ini jual dulu saja (gabah dan beras) sesuai kebutuhan. Sisanya itu tunda dulu sampai HPP kembali naik,” ujarnya.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI.