PALEMBANG - Sebanyak 67 persen wilayah di Sumatera Selatan masuk kategori rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dari total luas daerah yang mencapai 91 ribu kilometer. Data tersebut merupakan catatan dari Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel.
Safrul Yunardy, Kepala Bidang Perlindungan Konservasi SDM Ekosistem Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, menyampaikan salah satu penyebab utamanya karena Sumsel memiliki setidaknya 1 juta hektare areal gambut.
“Gambut sangat berbeda, jika terbakar maka sangat sulit dipadamkan. Itulah yang menyebabkan Sumsel masuk kategori provinsi rawan karhutla di Tanah Air,” kata dia.
Mengamati kejadian karhutla dari 2015 hingga 2021 maka terdapat kabupaten di Sumsel yang selalu mengalami karhutla dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir peringkat teratas, jika merujuk pada luasan areal terbakar dan jumlah hotspot (titik panas). “Belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, Sumsel sudah mengetahui kapan saat yang menjadi prioritas dalam penanganan karhutla,” kata dia.
Sementara empat kabupaten lainnya yakni Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Musi Rawas dan Muaraenim.
Kejadian karhutla di enam kabupaten/kota ini umumnya mulai terjadi pada Mei lalu mengalami puncak pada Oktober.
Di atas dasar ini, Satgas Karhutla sudah disiagakan sebelum Mei sebagai langkah antisipasi dan mitigasi.
Menurutnya, dalam perencanaan terkait penanggulangan karhutla ini harus disesuaikan dengan curah hujan karena dari penelitian yang dilakukan sebelumnya diketahui kaitan erat antara hotspot dan curah hujan.
BACA JUGA:
Penanggulangan Karhutla di Sumatera Selatan
Perlu juga dicermati untuk penanggulangan karhutla tahun 2022 ini bahwa kini terjadi pergeseran pola kebakaran jika mengamati berdasarkan fungsi ekosistem gambut.
Pada 2015, karhutla banyak terjadi di hutan produksi sementara pada 2019 di kawasan HPL (Hak Penggunaan Lain).
Pada 2015 juga banyak terjadi pada gambut fungsi lindung, sedangkan pada 2019 beralih ke gambut fungsi budidaya.
“Dengan adanya perubahan-perubahan pola ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi berbagai pihak terkait agar penanggulangan menjadi lebih efektif,” kata dia.
Status Siaga Karhutla di Sumatera Selatan
Hingga kini Sumsel masih belum lepas dari kebakaran hutan dan lahan setelah mengalami kejadian hebat pada 2015 yang menghanguskan setidaknya 700 ribu hektare.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan telah menetapkan status siaga karhutla pada 9 April-November 2022.
Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel . Kami menghadirkan berita Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk Anda.