Pemprov Sumsel Mendongkrak Pertumbuhan Bisnis Properti yang Melemah pada Masa COVID-19
Wakil Gubernur Palembang (Foto dari Antara)

Bagikan:

PALEMBANG - Pertumbuhan bisnis proprerti di Provinsi Sumatera Selatan didorong oleh pemprov setempat. Pihaknya menargetkan pertumbuhan bisa mencapai 10 persen pada 2021, pasca melemah akibat dampak pandemi COVID-19.

Mawardi Yahya, Wakil Gubernur Sumsel, di Palembang, Selasa, mengharapkan sektor perumahan ini bisa tumbuh di kisaran dua digit hingga akhir 2021 seiring dengan membaiknya perekonomian nasional.

Sektor perumahan ini sudah menunjukkan tren positif sejak triwulan pertama 2021, yakni mencatat pertumbuhan sebesar 3,74 persen.

“Yang jelas, jika sektor perumahan tumbuh artinya masyarakat memiliki banyak kesempatan untuk memiliki perumahan yang layak huni,” kata Mawardi dalam acara Prime Property Income Expo 2021.

Untuk itu, pemprov memberikan kebijakan kemudahan perizinan hingga membantu pembangunan infrastruktur pendukung, seperti jalan, jaringan gas, PDAM, dan PLN.

Upaya Pemprov Membantu MBR Bisa Memiliki Rumah Layak Huni

Pemprov berharap, dengan adanya kemudahan dan beragam bantuan subsidi itu maka dapat membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki rumah layak huni.

DPD Real Estate Indonesia atau REI Sumatera Selatan menilai mayoritas pengembang masih menggarap hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR di provinsi itu.

Ketua DPD REI Sumatra Selatan Zewwy Salim mengatakan pembangunan rumah yang dilakukan pengembang 85 persen merupakan kategori rumah MBR, sedangkan sisanya sebesar 15 persen merupakan hunian komersial.

“Untuk hunian MBR itu yang di bawah Rp200 juta (rumah subsidi). Sementara untuk segmen komersil biasanya rentang harga Rp200 juta-Rp500 juta. Kalau untuk Rp500 juta ke atas ada segmen tersendiri,” kata dia.

Penjualan Rumah di Sumsel Menurun pada Masa Pandemi COVID-19

Ia tak membantah bahwa penjualan rumah sempat turun pada tahun lalu lantaran dampak pandemi COVID-19.

Namun, pada 2021 REI Sumsel mematok target penjualan sebanyak 15.000 unit atau meningkat dibandingkan dengan realisasi tahun 2020 sebanyak 10.000 unit.

“Tingkat backlog (permintaan) hunian di Sumsel mencapai 5.000 unit sehingga peluang pengembang untuk menangkap pasar di wilayah itu masih terbuka lebar,” kata dia.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.