5 Makna di Balik Tangisan Bayi yang Harus Dimengerti Pasangan Muda
Ilustrasi bayi (Tim Bish/Unsplash)

Bagikan:

PALEMBANG- Tangisan menjadi alat komunikasi bayi karena mereka masih belum bisa berkata-kata atau berbicara. Bayi memiliki tangisan berbeda yang sesuai dengan artinya yang harus dipahami orang tua.

Pada umumnya, bayi sering menangis hingga usia 2 bulan. Frekuensi dan durasinya menangis akan berkurang secara perlahan hingga di usia 4 bulan si Kecil akan jarang menangis. Untuk itu, perhatikan 5 jenis tangisan bayi beserta artinya, dikutip dari berbagai sumber:

Lapar

Jika si Kecil tidak berhenti menangis dan tangisannya seperti orang putus asa, artinya si Kecil lapar. Terkadang juga nada tangisannya cukup tinggi.

Lelah

Bayi menangis dengan tersengan dan terdengar tidak berdaya menandakan bahwa ia lelah. Tangisannya memiliki jeda serta lebih mudah ditenangkan. Selain itu, bayi bisa sambil menutup matanya atau membuka mata dan berkaca-kaca, kemerahan, dan sering menggosok mata.

Bosan atau Mendapat Stimulasi Berlebih

Ketika si Kecil bosan, ia lebih mudah tertawa ketika melihat sesuatu yang menarik. Namun, jika si Kecil mendapat overstimulasi rangsangan tertentu, tangisannya semakin kencang dan bahkan bisa membuat si Kecil menjerit.

Kesal dan Tidak Nyaman

Tangisan bayi yang kesal atau merasa tidak nyaman akan memiliki bunyi seperti rengekan. Terkadang, si kecil juga memukul-mukul tangannya.

Kesakitan

Tangisan bayi yang kesakitan akan berbunyi lebih melengking. Hal ini terkadang disertai dengan lekukan punggung. Namun, jika sakit yang dirasakan berada di area perut, bayi akan mengangkat lututnya ke dada.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.