Kawal Tontonan Ramah Anak, KPID Ingin Tayangan Bernuansa Seksualitas, Mistik dan Kekerasan Ditertibkan
Infografis tayangan tak ramah anak (Foto: ANTARA/HO-KPID Jawa Tengah)

Bagikan:

PALEMBANG- Lembaga penyiaran di Indonesia diminta oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah agar lebih selektif atau ketat lagi dalam memilih tayangan ramah anak. Permintaan yang diajukan di Hari Anak Nasional tersebut merupakan bentuk kepedulian tumbuh kembang anak.

Ari Yusmindarsih, Koordinator Bidang Isi Siaran KPID Jateng, menyampaikan media penyiaran masih perlu didompleng untuk lebih peduli dengan gerakan perlindungan anak. Sebab, isi siaran masih banyak menampilkan tayangan yang tidak baik bagi perkembangan psikologis dan mental anak.

Ari menyebutkan, lembaga penyiaran perlu konsisten menyajikan program ramah anak, tidak hanya tayang di saat menjelang peringatan hari anak saja. 

"Kami masih sering menjumpai program-program dengan nuansa kekerasan, seksualitas, dan mistik supranatural pada jam siar anak. Siaran jurnalistik seharusnya juga lebih berhati-hati dalam menyiarkan anak sebagai subyek pemberitaan," katanya di Semarang, Jawa Tengah, dikutip dari Antara, Jumat, 23 Juli. 21 Jul 2021 06:40

Hasil pemantauan isi siaran KPID Jawa Tengah selama periode semester pertama 2021 diperoleh hasil dari total 783 temuan potensi pelanggaran, 36 persen di antaranya terkait dengan anak.

"Terdapat beberapa bentuk temuan yang dominan, yakni muatan kekerasan, seksualitas, dan mistik pada jam siar anak, pemberitaan tentang anak sebagai pelaku dan korban kriminalitas tidak disamarkan identitasnya, masih ada adegan berbahaya yang diperankan oleh anak, dan program dewasa yang melibatkan anak," katanya.

Tontonan Tidak Ramah Anak Berpotensi Mengganggu Psikologis

Ketua KPID Jawa Tengah Muhammad Aulia mendorong lembaga penyiaran untuk lebih peka terhadap kepentingan perlindungan anak.

"Kami harapkan siaran dapat menjadi sarana pendidikan bagi anak. Selain menghibur, juga memberikan contoh-contoh perilaku positif yang dapat ditiru," katanya.

Ia berpendapat tontonan tidak ramah anak dengan penayangan terlalu insten berpotensi membangun pribadi yang kurang baik dan mengganggu perkembangan psikologis anak.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.