PALEMBANG - Lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia tidak hanya menjadi kecemasan masyarakat tanah air, namun juga memicu perhatian warga dunia. Nama Faheem Younus, Seorang dokter dari Amerika Serikat (AS), mencuat di media sosial atas tindakan mandirinya yang gencar mengedukasi tentang COVID -19 kepada masyarakat Indonesia. Tak Cuma itu, sosialisasi yang ia lakukan menggunakan bahasa Indonesia.
Dokter Younus giat menulis unggahan berisi pengetahuan kesehatan melalui bahasa Indonesia melalui platform Twitter . Dokter Younus merupakan seorang ilmuwan yang menemukan sebagai Chief Quality Officer dan Chief of Infectious Diseases di University of Maryland Upper Chesapeake Health.
BACA JUGA:
Dengan bahasa kaku karena murni menggunakan Google Translate, Faheem Younus menyampaikan informasi berbasis keilmuannya untuk masyarakat Indonesia.
Jajak pendapat yang menyenangkan: Bagaimana cara saya membuat tweet dalam bahasa Indonesia? Saya akan mengungkapkan jawaban yang benar setelah kami mencapai 10.000 suara
— Faheem Younus, MD (@FaheemYounus) July 12, 2021
Faheem Younus memberi edukasi tentang berbagai hal terkait COVID-19. Sebut saja bagaimana ia memberi tahu tentang apa yang harus dilakukan untuk melindungi diri dari virus.
Mitos-mitos Seputar COVID-19
Faheem Younus juga kerap membantah mitos mitos yang beredar, seperti kegunaan kayu putih dan susu kaleng suatu merek yang diklaim dapat menyembuhkan COVID-19.
Bagaimana agar tetap aman?
Pakai masker KN95
Jangan berjabat tangan
Hindari pertemuan dalam ruangan dengan ppl
Jika Anda harus hadir, buka jendela, cuci tangan dan kurangi durasi paparan
Dapatkan vaksinasi
— Faheem Younus, MD (@FaheemYounus) July 4, 2021
My Indonesian Friends
This milk, or vitamins or ivermectin has no role in COVID treatment.
Susu ini, atau vitamin atau ivermectin tidak memiliki peran dalam pengobatan COVID. pic.twitter.com/EslkP9eJJx
— Faheem Younus, MD (@FaheemYounus) July 4, 2021
Younus juga meluruskan isu-isu COVID-19 yang berkaitan dengan keyakinan. Anda adalah COVID-19 bukan kutukan dan tidak ada alasan virus ini distigmatisasi. Younus juga mengingatkan agar tidak melakukan kumpul-kumpul yang berurusan dengan agama dan politik.
COVID bukanlah kutukan Tuhan.
Tidak ada alasan untuk menstigmatisasi penyakit yang dapat menyerang siapa saja.
Lakukan tes jika Anda memiliki gejala.
— Faheem Younus, MD (@FaheemYounus) July 19, 2021
COVID tidak peduli pada keyakinan kita. Virus ini suka SEMUA kumpul kumpul agama atau politik apapun -- tanpa diskriminasi.
— Faheem Younus, MD (@FaheemYounus) July 18, 2021
Alasan Younus menggunakan bahasa Indonesia
Alasan Younus menggunakan bahasa Indonesia di beberapa unggahannya adalah karena perhatiannya atas kasus-kasus COVID-19. Sebagai dokter, Younus tidak hanya melihat kasus COVID-19 di AS, tapi juga di negara lain.
Younus melihat Indonesia akan menjadi negara berikutnya yang menghadapi krisis pandemi. Sebelumnya Younus pernah mengunggah kicauan dengan bahasa India, Spanyol, dan Urdu.
"Saat itu Twitter saya gunakan untuk membantu masyarakat India ketika sedang krisis (pandemi), saya juga mengunggah tweet dalam Bahasa Spanyol untuk orang-orang Amerika Selatan -seperti Peru, Brasil, Ekuador, Argentina, karena banyak dari mereka belum sadar seberapa parah pandemi di sana," kata Younus saat Simposium bersama Humanity First Indonesia.
Younus mengantongi Certified Physician Executive (CPE) dan penghargaan Top Doc pada 2017 dan 2018. Younus juga pernah menerima penghargaan bergengsi Presidential Service Award (Gold) oleh Barack Obama pada 2009.
Mengutip HuffPost , Younus juga menerima penghargaan baik dari Annual Volunteers Service Award 2011 oleh Gubernur Martin O'Malley. Pada tahun 2006, Younus diakui oleh Gubernur Robert Ehrlich atas jasanya dalam upaya bantuan Badai Katrina.
Younus menerima banyak penghargaan untuk keunggulan dalam menulis, keterlibatan sipil dan perawatan pasien. Selain itu Younus mengajar di kampus di AS.
Younus mengajar mahasiswa kedokteran di University of Maryland dan residen medis di Franklin Square Hospital. Younus juga pernah berbicara kepada audiens mulai dari 10 hingga 10 ribu orang.
Lewat tulisan yang di The Baltimore Sun pada 2020, Younus menyanggah akan adanya korupsi terkait COVID-19. Anda mengajak masyarakat untuk menanggapi ancaman COVID-19 yang mengglobal dengan mendapatkan informasi dari sumber autentik, contohnya dari WHO atau di AS berpedoman dengan CDC.
"Kita seharusnya tidak menyangkal atau panik tentang kenyataan ini; kita harus bersiap. Ini semua akan berlalu," jelas Younus.
Kata-kata yang mirip kembali ia sampaikan saat Simposium bersama Humanity First Indonesia pada Sabtu 17 Juli 2021. Mengatakan bahwa Indonesia mampu melewati pandemi COVID-19 dan semua ini akan berakhir.
"Indonesia akan baik-baik saja, pandemi ini akan berakhir," kata Yousef, menggunakan bahasa Indonesia.
*Baca informasi lain tentang COVID-19 atau tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam .
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI Sumsel .