PALEMBANG - Herman Deru, Gubernur Sumatera Selatan, meminta pemda dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota diberikan hak atau kewenangan untuk melakukan pengawasan sektor perkebunan sawit.
“Saya meminta izin untuk mengawasi sawit. Ini untuk bahan kajian saja, karena kami ada kendala jika sama sekali tidak punya kewenangan,” kata Herman Deru saat menerima kunjungan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto di Palembang, Sumsel, Selasa.
Ia mengatakan saat ini tidak ada yang dapat dilakukan pemerintah daerah (pemda) terkait masalah yang terjadi di sektor kelapa sawit yang beberapa waktu lalu berimbas pada kenaikan harga minyak goreng.
Sumsel Penghasil CPO Terbesar di Indonesia
Lantaran pemerintah provinsi hingga pemerintah kabupaten/kota tidak diberikan izin untuk memberikan perizinan maka sama sekali tidak dapat melakukan banyak atas keluhan masyarakat tersebut. Padahal, Sumsel sebagai salah satu daerah penghasil CPO terbesar di Indonesia dengan luas lahan mencapai 1,3 juta Hektare.
“Artinya, jika dibagikan dengan total penduduk Sumsel maka 6 orang warga Sumsel memiliki satu hektare lahan sawit,” kata dia.
Ia menjelaskan saat ini perkebunan sawit di Sumsel sebagian besar dikuasai oleh perusahaan besar, berbeda dengan perkebunan karet yang dimiliki rakyat. Langkah ini merupakan mitigasi dalam menjaga ketahanan pangan nasional mengingat minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan masyarakat.
BACA JUGA:
Menurutnya, harus ada pendelegasian dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk pengawasan rantai pasok dan rantai distribusi dari perkebunan sawit.
Gubernur Sumsel pun meminta Lemhanas untuk mengkaji permintaan tersebut demi ketahanan pangan nasional.
Data BPS Harga Minyak Goreng Kemasan
Sementara itu berdasarkan data BPS, harga minyak goreng kemasan pada Mei sebesar Rp22.500 per liter yang kemudian turun menjadi Rp22.300 per liter pada Juni, dan kembali turun menjadi Rp21.600 per liter pada Juli 2022.
Sedangkan harga minyak goreng curah pada Mei sebesar Rp18.200 per liter yang kemudian turun menjadi Rp16.900 per liter pada Juni, dan menyentuh titik terendahnya sebesar Rp15.000 per liter pada Juli 2022.