PALEMBANG - Herman Deru, Gubernur Sumatera Selatan, berpendapat harga minyak goreng tidak selayakanya naik atau mahal. Lebih lanjut ia menjelaskan tak patutnya harga minyak goreng tersebut karena wilayahnya memiliki 1,3 juta hektare lahan sawit.
“Jangankan langka, mahal pun itu anomali. Bayangkan, dengan 1,3 juta hektare artinya setiap enam penduduk di Sumsel ini jika dibagikan memiliki satu hektare,” kata Herman Deru di Palembang, Kamis, saat menghadiri wisuda di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Aprin.
Saat ini masyarakat juga sudah dibuai dengan penggunaan minyak sawit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, padahal pada tempo dulu lebih akrab dengan penggunaan minyak kelapa.
“Tapi jika ada yang bilang minyak kelapa dikatakan jadul (jaman dulu), padahal ini dengan keadaan seperti ini mungkin masih banyak yang menggunakan minyak kelapa maka harga tak terlalu tinggi,” kata dia.
Saat ini harga minyak goreng kemasan berkisar Rp19.000- Rp20.000 per kilogram atau melonjak tajam dibandingkan sebelumnya saat masih normal di kisaran Rp14.000 per kilogram.
Untuk itu, ia mengajak kalangan akademisi untuk memberikan sumbangsih dalam bentuk riset dan pemikiran agar persoalan-persoalan yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini dapat segera teratasi.
Menurutnya, dibutuhkan saat ini dari kalangan akademisi bukan hanya penambahan dari sisi jumlah tapi juga kualitas dan kemanfaatannya.
Lima Provinsi Terkaya di Indonesia
Seperti, ia menyoroti begitu tergantungnya masyarakat dengan dana subsidi, untuk berbagai sektor kehidupan yang menunjukkan bahwa negeri ini masih jauh dari kemandirian.
BACA JUGA:
Bahkan, Sumsel yang tercatat sebagai provinsi kelima terkaya di Indonesia justru memiliki angka kemiskinan yang masih dua digit yakni di kisaran 12 persen atau 3 ribu orang.
“Ini persoalan kita, dan kalangan akademisi juga harus mencarikan solusinya. Kami mengharapkan ada riset-riset yang benar-benar dapat memberikan penajaman, ke sektor mana sebaiknya dana APBN dan APBD itu disalurkan,” ujar dia.
Gerakan Sumatera Selatan Mandiri Pangan
Dalam kesempatan lain saat peluncuran program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan, Herman Deru sempat mempertanyakan mengapa masih banyak penduduk miskin di Sumsel padahal alokasi dana desa sekitar Rp1 miliar per desa sudah diberikan sejak 2015.
Ia menduga, ada kemungkinan penggunaan dana APBN itu masih belum tepat sasaran sehingga belum menyentuh kebutuhan dasar sesungguhnya masyarakat yang dapat berdampak besar pada kualitas hidup.
Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel . Kami menghadirkan berita Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk Anda.