PALEMBANG- Orang tua perlu mengejarkan ketahanan mental atau sikap tangguh kepada anaknya sejak masih dini. Ketika anak tangguh atau punya mental yang kuat maka ia tidak mudah putus asa karena stres dan bisa mengelola emosi secara tepat, orang tua perlu mengajarkan banyak hal.
Dilansir Psychology Today, besarkan anak-anak menjadi pribadi yang tangguh bisa dengan pola asuh yang tepat. Ketangguhan atau digambarkan dengan istilah resiliensi, merupakan kemampuan untuk pulih dari atau menyesuaikan diri dengan mudah terhadap stres, tantangan, dan situasi yang tidak terduga.
BACA JUGA:
Meskipun orang tua tidak bisa menciptakan kehidupan tanpa stres, tetapi orang tua bisa membersamai dan besarkan anak-anak yang tangguh. Berikut tips panduan dari Amy Mezulis, Ph.D. seorang profesor psikologi klinis di Seattle Pacific University.
-
mengelola respons stres secara langsung
Tidak ada orang yang efektif menyelesaikan masalah ketika kesal. Jadi, saran Mezulis, seseorang perlu memutuskan terlebih dahulu. Beberapa strategi untuk setelah emosi segera adalah bernapas dalam-dalam kemudian menjadwalkan waktu untuk meninjau masalah kembali istirahat.
Untuk membantu anak remaja dalam mengelola respons stres, orang tua dapat memvalidasi pengalamannya. Berikan saran dan waktu istirahat sebelum waktunya ketika mereka sudah siap.
2. Membingkai pikiran
Pola pikir negatif yang mengganggu seseorang dalam menemukan pemecahan masalah secara efektif. kadang-kadang dengan mengubah pemikiran justru bisa membantu menyelesaikan masalah. Artinya perlu membingkai batasan ide untuk mengenali bagaimana cara mengembangkan diri, memisahkan emosi dan fakta, serta mengontrol reaksi. Orang tua bisa mendidik anak menjadi lebih tangguh, dengan membingkai ulang pola pikir negatif untuk menemukan solusi positif.
3. Fokus pada apa yang dapat dikendalikan
Seseorang kerap terjebak pada keinginan mengontrol segala hal, termasuk diluar kapasitasnya. Anda bisa mengajar pada buah hati untuk mengendalikan emosi, reaksi, cara memperlakukan orang lain, etos kerja, tindakan berbasis nilai, dan situasi yang bisa diatasi.
Mezulis mengatakan, fokus pada apa yang dapat dikendalikan dengan penemuan yang tepat. Mana yang bisa diselesaikan sesuai kapasitas dan tidak. Dengan mengenali batas-batas, masalah akan tampak lebih ringan dan membantu anak-anak untuk berkomitmen pada pilihan positif sesuai kapasitasnya.
4. Membangun sistem pendukung
Langkah terakhir menurut rekomendasi Mezulis, ketahanan diri bisa dikembangkan ketika mendapatkan support system . Bantuan orang lain dan proses kerjasama akan meringankan masalah yang besar. Hal sederhananya, anak-anak tahu kepada siapa dapat berbicara ketika membutuhkan dukungan.
Itulah empat hal yang Anda dan buah hati bisa lakukan dalam berproses bersama untuk menjadi tangguh pribadi.
Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel . Kami menghadirkan berita Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk Anda.