Tren Adopsi Spirit Doll atau Boneka Arwah, Kemenag; Bertentangan dengan Nilai Tauhid
Ilustrasi Photo by Afif Kusuma on Unsplash (Foto dari Antara)

Bagikan:

PALEMBANG - Publik figur kini sedang banyak yang mengikuti tren boneka arwah atau spirit doll. Tak hanya para seleb, tren ini bahkan mulai merambah ke orang biasa. boneka roh yang banyak dimiliki menyerupai bayi, yang mereka adopsi dan rawat seperti bayi anak.

Kabarnya banyak yang tidak percaya kalau ada arwah di dalam spirit doll. Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) M. Fuad Nasar menyatakan hal ini bertentangan dengan nilai tauhid dan menurunkan nilai kemanusiaan.Tren Adopsi Spirit Doll atau Boneka Arwah, Kemenag; Bertentangan dengan Nilai TauhidTren Adopsi Spirit Doll atau Boneka Arwah, Kemenag; Bertentangan dengan Nilai Tauhid

"Mempercayai adanya tidak ada kelebihan kekuatan gaib pada benda bikinan manusia atau alam semesta menurunkan nilai kemuliaan manusia, karena perbedaan dengan tauhid sebagai kebahagiaan bagi Allah Yang Maha Esa," kata Fuad Nasar, di Jakarta, Rabu 5 dilansir dari situs kementerian.

Selain itu, Fuad menilai, dalam menganut moderasi beragama, segala sesuatu yang mencakup harkat, derajat, dan martabat kemanusian sebagai makhluk yang berakal harus memuat.

“Manusia diciptakan sebagai seluruh makhluk paling tinggi dan paling mulia di antara ciptaan-Nya,” tegasnya.

Makna Cara Pandang Moderasi Beragama

Moderasi Beragama sendiri mengandung makna cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

Fuad menjelaskan, boneka roh dan benda apapun tidak layak dipercayai untuk membawahi atau sebaliknya. Hobi mengoleksi boneka sebagai karya seni dan mainan boleh-boleh saja, tapi tidak boleh lebih dari itu.

Unsur Gaib dalam Boneka Spirit Doll

Lebih lanjut menilai, perbuatan mempercayai adanya unsur gaib dalam spirit doll bisa mengarah pada syirik. “Manusia memiliki akal budi dan ilmu pengetahuan seyognyanya terjerumus ke dalam perilaku yang mengarah pada syirik yakni menyekutukan Allah,” tuturnya.

Fuad menyatakan, dalam Al-Quran ditegaskan agar manusia hanya takut dan berharap kepada Allah, bukan sesama ciptaan-Nya, apalagi benda yang dibuat oleh tangan manusia.

“Manusia tidak bisa menciptakan ruh atau nyawa, dan tidak bisa memberi atau memindahkannya kepada benda mati yang dibikin. Ruh atau arwah sepenuhnya urusan Allah dan ilmu pengetahuan modern tidak bisa menembusnya,” tutupnya.

Fuad menjelaskan, di alam semesta hanya ada Allah SWT, alam, dan manusia. Menyangkut hubungan ketiganya, menurut ajaran Islam, alam tidak bisa memberi pengaruh supranatural terhadap kehidupan manusia. Alam tunduk kepada manusia sebagai khalifah Allah di bumi, sedang manusia dan alam tunduk kepada Allah SWT.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel .