PALEMBANG - Kunjungan kepada petani kelapa sawit di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, dilakukan oleh Rut Kruger Giverin, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia. Kegiatan tersebut untuk survey secara langsung penerapan program perkebunan berkelanjutan.
Dubes Norwegia melakukan pembicaraan langsung dengan sejumlah petani sawit swadaya di Desa Mendis, Kecamatan Bayung Lencir, dengan didampingi Plt Bupati Musi Banyuasin Beni Hernedi.
“Kami memiliki berbagai program untuk mendukung upaya-upaya keberlanjutan perkebunan kelapa sawit, tentunya keluh kesah dari petani yang disampai menjadi sesuatu yang menarik dan harus dipahami," ujar dia.
Ia mengatakan sebagai negara donor untuk program penyelamatan lingkungan hidup, Norwegia kini fokus pada pemberian bantuan ke petani yang menerapkan perkebunan berkelanjutan.
Untuk itu, pertemuan secara langsung dengan petani ini menjadi kesempatan berharga bagi Norwegia untuk mendapatkan informasi terkini.
“Saya akan sampaikan ke pemerintah di Norwegia agar dukungan kami lebih tepat sasaran,” kata dia.
Perkebunan Sawit di Muba Menjadi Percontohan Peningkatan Hasil Produktivitas Tandan Buah Segar
Plt Bupati Muba Beni Hernedi mengatakan pemkab menyambut baik kunjungan Dubes Norwegia ke kelompok kelapa sawit yang menerapkan Best Management Praktis (BMP). Program ini merupakan bantuan dari Norwegia melalui Global Yield Gap Atlas (GYGA).
Sejauh ini kegiatan pekebunan sawit di Mendis Jaya menjadi percontohan dalam peningkatan hasil produktivitas tandan buah segar, kata Beni.
Pemkab Muba sudah melakukan banyak hal dan berkomitmen dalam keberlanjutan kelapa sawit, terutama terkait peningkatan produktivitas melalui program peremajaan sawit rakyat.
"Kami ingin perkebunan sawit ini benar-benar dapat menyejahterakan rakyat, dan untuk itu harus dilakukan berkelanjutan,” kata dia.
BACA JUGA:
Kegiatan Penelitian Kebun Sawit di Sumsel
Koordinator Field Trials GYGA Hendra Sugianto mengungkapkan pendampingan yang dilakukan pihaknya telah dimulai sejak Oktober 2019, dan ini sudah masuk ke tahun ketiga.
Pada tahun pertama penelitian kepada kebun sawit produktivitas meningkat 24 persen atau 2,9 ton per tahun per Hektare. Sementara pada tahun kedua meningkat menjadi 63 persen atau 9,3 ton TBS per tahun per Hektare.
Ketua Petani BMP Mendis Jaya Simono mengatakan petani berharap tak sebatas dilakukan pendampingan tapi juga dibantu pengadaan pupuk.
“Selain itu, kami juga meminta arahan terkait pengajuan replanting dan tata kelola lahan sawit,” kata dia.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.