Mengenal Manfaat Diet Rendah Garam untuk Kesehatan Tubuh dan Batasan Konsumsi yang Ideal
Ilustrasi garam (Pixabay)

Bagikan:

PALEMBANG - Terlalu banyak mengonsumsi garam dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan tubuh. Ada berbagai penyakit yang bisa muncul jika terlalu sering mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan garam yang terlalu tinggi, seperti hipertensi hingga dapat mengakibatkan berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, hingga gagal jantung.

Namun sebaliknya, jika kekurangannya, maka efeknya adalah gangguan fungsi otot dan saraf, gangguan kontrol gula darah, dan lain-lain.

Guru Besar Keamanan & Gizi Pangan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Ahmad Sulaeman mengatakan salah satu tips melakukan diet rendah garam adalah menggunakan alternatif garam.

Hal itu untuk mencegah penyakit degeneratif, seperti diabetes, jantung, dan hipertensi, guna mewujudkan hidup sehat.

"Ganti garam dengan bumbu umami dengan takaran secukupnya," kata Profesor Ahmad melansir  Antara , Senin, 15 November.

Strategi lain menurunkan asupan garam dalam konsumsi sehari-hari adalah dengan memilih pangan berbumbu rendah atau bahkan tanpa sodium.

"Batasi pangan olahan yang tinggi sodium atau juga pangan yang menyalami misal di-curing, diasap atau bahkan diasinkan," kata dia.

Manfaat Garam bagi Tubuh

Meski demikian Profesor Ahmad mengingatkan agar garam tidak serta menghilangkan dari konsumsi sehari-hari karena tubuh masih memerlukan asupan garam untuk menjaga keseimbangan elektrolit pada tubuh.

Rasa umami merupakan rasa dasar kelima yang ditemukan setelah asin, manis, asam, pahit, yang biasa kita kenal dengan rasa gurih.

Rasa umami dapat ditemukan dari berbagai bahan makanan seperti jamur, tomat, terasi, dan lain-lain, karena mengandung asam amino glutamat.

"Penguat rasa, seperti monosodium glutamat, MSG juga merupakan sumber rasa umami. Penggunaan MSG dalam keseimbangan makanan bergizi dapat menjadi salah satu strategi untuk menciptakan makanan sehat, lezat, dan bergizi untuk kita dan keluarga agar tetap fit," kata Ahmad.

Selain sebagai strategi diet rendah garam, Profesor Ahmad mengungkapkan bahwa penggunaan bumbu umami seperti MSG pada masakan juga memiliki berbagai manfaat lain seperti meningkatkan selera makan sekaligus meningkatkan performa harian, meningkatkan pencernaan makanan berprotein, serta mampu meningkatkan produksi saliva (air liur) yang berperan membantu proses pencernaan senyawa kompleks di mulut, sehingga pada saat sudah di lambung pun

kemudian mudah diserap tubuh.

Sementara itu Pakar kesehatan sekaligus Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Profesor Hardinsyah mengatakan MSG bisa dijadikan alternatif pengganti garam dalam rangka mengurangi asupan garam.

"Banyak penelitian di luar negeri seperti di Jepang, menunjukkan bahwa penggunaan MSG bisa menjadi strategi diet rendah garam. Sebab, kandungan natrium dalam MSG hanya sepertiga dari kandungan natrium pada garam dapur biasa," kata dia.

Diet rendah garam dinilai akan meningkatkan imunitas tubuh karena dapat menekan faktor pemicu penyakit degeneratif seperti hipertensi.

Untuk menjaga imunitas di kala pandemi virus corona (COVID-19), Profesor Ahmad menyarankan menjaga gaya hidup sehat dengan berolahraga secara teratur, serta menghindari kebiasaan merokok dan minuman.

Batasan Garam yang Ideal

Prof Ahmad menyarankan takaran bumbu umami seperti dalam monosodium glutamate, MSG, sebagai pengganti garam adalah sebanyak 0,2 hingga 0,8 persen dari volume makanan.

"Misalnya untuk satu liter sup, tambahkan seujung sendok saja. Jadi kalau mau diet garam bisa memasukkan garam satu gram garam," kata Profesor Ahmad.

Menurut Ahmad, MSG terdiri dari asam glutamat 78 persen, natrium 12 persen, dan air 10 persen, dan merupakan zat gizi. Asam glutamat banyak terkandung dalam bahan makanan kita sehari-hari seperti telur, ikan, daging, dan juga sayuran.

"MSG bukan bahan kimia yang berbahaya. Bahan bakunya dari tetes tebu melalui proses fermentasi," kata dia.

Menurut dia, MSG juga baik sebagai pengganti garam karena bisa membuat makanan memiliki cita rasa yang tinggi, namun garam rendah.

"Kandungan natrium pada MSG itu hanya sepertiga kandungan natrium pada garam dapur normal, dan sudah banyak juga penelitian terdahulu yang membuktikan bahwa penggunaan MSG bermanfaat untuk membantu menurunkan asupan garam namun tetap menjaga palatabilitas makanannya," kata Profesor Ahmad.

Sebelumnya Ketua Umum PDGKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia), Prof. dr. Nurpudji A. Taslim mengatakan batas aman konsumsi MSG adalah 10 mg per kg berat badan.

Jadi, seseorang dengan berat badan 60 kilogram sebaiknya tak mengonsumsi penyedap rasa lebih dari 6 gram atau satu sendok teh per hari.

Menurut Nurpudji, Anda bisa mempertimbangkan makanan yang akan disantap. Jika dalam makanan itu kandungan glutamatnya banyak, maka MSG sebaiknya tidak digunakan.

Sejumlah makanan diketahui mengandung glutamat alami antara lain: keju, susu, jamur, daging sapi dan ikan.

Pola makan rendah garam atau natrium dapat menurunkan potensi terkena penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kronis dan memperbaiki kualitas diet secara keseluruhan. Pola makan ini juga dapat menurunkan risiko kanker perut. Namun, terlalu sedikit natrium dapat memiliki efek kesehatan yang negatif, dan jenis diet ini tidak diperlukan bagi kebanyakan orang.

Jika Anda mengikuti diet rendah sodium, pilihlah makanan segar dan hindari makanan asin. memasak lebih banyak makanan di rumah adalah cara lain yang bagus untuk mengontrol asupan garam.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI dengan judul Ini Manfaat Diet Rendah Garam . Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel .