PALEMBANG - Dalam hubungan percintaan, rasa ragu bisa muncul. Namun hadirnya rasa ragu tidak datang begitu saja, tapi ada penyebabnya. Pengalaman masa lalu, salah satu hal yang berkontribusi membuat rasa ragu bisa mengikis keharmonisan hubungan.
Para ahli mengatakan bahwa keraguan dan ketakutan akan kegagalan sebagai ‘ancaman’ yang dirasakan dalam hubungan sebelumnya. Menurut mereka, berikut penyebab kenapa keraguan dan ketakutan muncul dalam hubungan asmara.
BACA JUGA:
1. Masalah sebelumnya yang tidak selesai ditangani
Setiap masalah perlu diselesaikan, biar enggak menumpuk dan menghantui pikiran. Carla Marie Manly, Ph.D., seorang psikolog di Sonoma County, California, mengatakan bahwa keraguan dan ketakutan dapat berkembang di ‘otak primitif’. Bagian otak tersebut secara tidak sadar dan impulsif terkait dengan naluri bertahan hidup. Jika masalah dibiarkan tak selesai ditangani, akan menumpuk dan merekam sehingga memengaruhi cara bertahan hidup.
2. Butuh kepastian
Saran dari Mitch Keil, PsyD., dilansir Psych Central, Senin, 18 April, tak apa merasa ragu dan takut. Supaya kedua hal tersebut tidak merusak hubungan, maka membutuhkan kepastian serta komitmen. Artinya kamu dan pasangan perlu menguatkan komitmen untuk dapat saling membangun kepastian. Kepastian tidak melulu soal hubungan lho, tetapi kepastian tujuan setiap orang yang berpasangan juga perlu dikomunikasikan dan digayuh bersama.
3. Komunikasi yang tidak memadai
Apa yang kamu dan pasanganmu pikirkan atau rasakan, perlu dikomunikasikan. Kalau komunikasi tidak memadai, maka hubungan akan terganggu. Keil mengatakan, komunikasi dan saling pengertian sangat penting. Keduanya membutuhkan kesediaan untuk menghormati sejarah dan kebutuhan unik masing-masing.
4. Meragukan diri sendiri karena sering self-talk negatif
Hubungan terjalin karena aksi-reaksi dan komitmen dari kamu dan pasangan. Salah satu yang membuat keraguan muncul, karena kamu meragukan diri sendiri. Keraguan tersebut muncul dari self-talk negatif, misalnya kamu banyak memakai ‘tetapi’. Artinya, jangan sampai meragukan diri sendiri dan tetap yakin hal-hal yang belum dicapai bisa dijadikan tujuan, bukan kekurangan.
5. Tidak mengatasi masalah paling esensial dalam hubungan
Alih-alih hubungan tanpa keraguan, mengeksternalisasi masalah justru tidak menyelesaikan esensi dari masalah. Eksternalisasi masalah, misalnya sering menganggap ‘orang lain yang salah, saya tidak’. Ini adalah tanda bahaya, kata Keil. Karena sikap tersebut, masalah yang esensial dalam hubungan tidak teratasi.
Kelima di atas merupakan penyebab munculnya keraguan dalam hubungan. Kalau mengalaminya, cobalah evaluasi secara personal. Kemudian komunikasikan dengan pasangan secara jujur dan terbuka.
Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel. Kami menghadirkan berita Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk Anda.