7 Tanda Anda Terlalu Keras pada Diri Sendiri, Sifat Buruk yang Membuat Sulit Berkembang
Ilustrasi tanda terlalu keras pada diri sendiri (iStock)

Bagikan:

PALEMBANG- Kadang-kadang orang tidak sadar jika memiliki kebiasaan yang terlalu keras pada diri sendiri. Padahal hal itu merupakan sifat buruk yang kerap kali membuat cepat lelah baik fisik maupun mental sehingga butuh waktu lama untuk menyelesaikan satu tugas. Biasanya, perfeksionis sangat memperhatikan keras pada diri sendiri.

Terlalu keras pada diri sendiri juga tidak membuat nyaman. Sebab setiap kali melangkah dihantui keengganan dalam memilih. Dilansir  Psychology Today,  Senin, 22 November, begini tanda-tanda seseorang terlalu keras pada diri sendiri menurut psikologi .

1. Suka menyalahkan diri sendiri

kesalahan kecil bisa jadi penyesalan beruntun bagi seseorang yang keras pada diri sendiri. Misalnya, biasanya memeriksa buah-buahan tetapi suatu kali tidak menemukan buah busuk busuk.

2. Terus mengkritik diri sendiri setelah melakukan kesalahan

Keliru mengirim email, misalnya, bisa memicu kritik pada diri sendiri secara bertubi-tubi. Menurut Alice Boyes, Ph.D., psikologi sosial, kesalahan itu terkadang sehat karena memotivasi diri untuk memperbaiki kesalahan. Jadi, setelah melakukan kesalahan yang tidak dilakukan, biarkan diri Anda melanjutkan tugas secara lebih baik untuk memperbaiki kesalahan.

3. Tidak pernah memprioritaskan kebutuhan pribadi

Kebutuhan personal perlu jadi prioritas di samping menyelesaikan tanggung jawab dalam pekerjaan. Ketika menginginkan kebutuhan pribadi dan mementingkan sesuatu yang lain, bisa jadi tanda Anda terlalu keras pada diri sendiri.

Misalnya, ketika capek dan butuh pijat agar badan lebih nyaman, pada saat yang bersamaan tugas-tugas hadir mengubur kebutuhan tubuh. Saran Boyes, berikan perhatian khusus ketika Anda terus memikirkan perawatan diri. Sebab, tanpa kebugaran dan kesehatan, tugas lain tak terselesaikan dengan memuaskan.

4. Perlakuan buruk orang lain dianggap kesalahan diri

Mendapatkan perlakukan buruk dari orang lain, bukan selalu karena kesalahan Anda. Bisa jadi, kata Boyes, tentang komunikasi yang tidak berjalan sehingga Anda marah dan melampiaskan diri sendiri.

Saran Boyes, cari jalan tengah dan bagi tanggung jawab bersama partner. Selain itu, ubah pola komunikasi agar tidak menumpuk dan menyalahkan diri sendiri.

5. Bekerja ekstra

Bekerja lebih keras memang mengagumkan, tetapi terus-menerus melangkah tanpa istirahat akan melelahkan. Jika Anda menguras energi hanya untuk bekerja tanpa memberikan perhatian pada diri sendiri, misalnya dengan relaksasi dan istirahat, kemungkinan akan ada konsekuensi negatif yang akan dialami. Jadi, kenali kebutuhan Anda, saran Boyes. Jangan bersikap denial, dan ambil waktu istirahat jika lelah.

6.   Merasa gagal

Orang-orang yang kritis terhadap diri sendiri, melihat kehidupan tidak pernah sempurna. Padahal yang mereka kerjakan sebenarnya tak seburuk yang ia duga. Ketika merasakan ini, Boyes menyarankan untuk menanyakan pada diri sendiri seperti apa hidup Anda di mata orang lain.

Semangat dan apa yang dirasakan orang lain dari tugas-tugas yang telah Anda selesaikan, bisa menjadi semangat untuk lebih baik pada diri sendiri.

7. Memaafkan orang lain tapi tidak memaafkan diri sendiri

Setiap orang melakukan kesalahan, itu keniscayaan yang perlu diterima, dimaafkan, dan diperbaiki. Namun jika Anda memaafkan kesalahan orang lain tetapi tidak memaafkan kesalahan yang dilakukan sendiri, bisa jadi tanda Anda terlalu keras pada diri sendiri.

Jika memiliki sikap di atas, kurangi mengkritisi diri sendiri. Ini bisa membantu Anda membuat keputusan lebih baik dan membuang lebih sedikit energi karena lelah emosional.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel .