DPR Bakal Memantau Pelaksanaan PTM setelah Adanya Kasus Klaster COVID-19 di Sekolah
Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad/IST

Bagikan:

PALEMBANG - Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akan dimonitor oleh Pimpinan DPR usai adanya kasus klaster COVID-19 di sejumlah sekolah.

"Kami, DPR akan memonitor," ujar Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad di DPR, Jumat, 24 September. 

terlihat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat 1.303 sekolah menjadi klaster COVID-19 secara skala nasional selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Data Kemendikbudristek tersebut dihimpun dari survei yang dipublikasi di situs  https://sekolah.data.kemdikbud.go.id/kesiapanbelajar/home/survey-ptm-dashboard-spasial , Kamis, 23 September.

Koordinator Satgas Lawan COVID-19 DPR mengaku prihatin dengan adanya klaster sekolah padahal sudah menerapkan protokol kesehatan.

"Kami prihatin ada klaster baru dari kegiatan muka di sekolah, walaupun sebagian besar sekolah sudah menyatakan mereka melakukan prokes yang ketat," ungkap Dasco.

Nadiem Makarim Menyatakan Pelaksanaan PTM Tidak Akan Dihentikan

Atas munculnya klaster baru penularan COVID-19 tersebut, Dasco mengimbau seluruh sekolah agar memperhatikan protokol kesehatan secara lebih ketat.

"Kepada orang tua diharapkan menjadi pertimbangan apakah mengizinkan atau tidak kita menyerahkan kepada orang tua," kata politikus Gerindra itu.

Sebelumnya, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan, pelaksanaan sekolah tatap muka tidak akan diberhentikan.

Sekolah yang Menjadi Klaster COVID-19 Ditutup Sampai Kembali Aman

Dia menjelaskan, sekolah yang menjadi klaster COVID-19 saja yang ditutup hingga kembali aman untuk PTM terbatas.

"Tidak, (dihentikan). PTM terbatas masih dilanjutkan, prokes harus dikuatkan dan sekolah-sekolah di mana ada situasi seperti itu harus segera ditutup sampai aman," kata Nadiem di DPR, Kamis, 23 September.

"Itu terus kita pantau, itu temuannya. Bukan berarti PTM-nya akan diundur, masih harus jalan, terbuka, tapi sekolahnya masing-masing jika ada kasus klaster ya harus segera ditutup, memang seperti itu," sambung Nadiem.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel .