Gubernur Sumsel Minta Perguruan Tinggi Siapkan Pembelajaran Tatap Muka
Wisuda mahasiswa di Universitas Sriwijaya digelar secara langsung dengan kepatuhan protokol kesehatan yang ketat. (ANTARA/M Riezko Bima Elko P/21)

Bagikan:

PALEMBANG - Herman Deru, Gubernur Sumatera Selatan, meminta perguruan tinggi negeri ataupun swasta di wilayahnya agar segera bersiap untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (luring) di kampus.

“Untuk sekolah tinggi atau perguruan tinggi akan diberikan imbauan. Dalam artian kesiapannya untuk menyelenggarakan kuliah tatap muka juga harus benar-benar matang,” kata Herman Deru, saat meninjau pelaksanaan PTM di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Palembang, Senin.

Hal tersebut, menurutnya, apabila kasus penyebaran COVID-19 terus melandai, sehingga pemerintah pusat mengeluarkan regulasi baru yang mengatur kuliah luring, perguruan tinggi di Sumatera Selatan sudah siap.

Apalagi, katanya, dalam banyak pertemuan dengan mahasiswa, mereka menyampaikan keinginan untuk bisa mengikuti kembali belajar secara langsung di kampus, sehingga dinamika pendidikan di kampus kembali bergerak.

"Tentu akan timbul kebijakan baru lagi, baik nasional maupun provinsi, menyesuaikan kondisi COVID-19 ini,” ujarnya.

Perpaduan Pembelajaran Daring dan Luring di Perguruan Tinggi

Sementara itu, Wakil Rektor 1 Universitas Sriwijaya Zainuddin Nawawi mengatakan mekanisme pembelajaran perguruan tinggi, khususnya bagi mahasiswa Universitas Sriwijaya selama masa pandemi COVID-19 masih mengacu pada kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Dalam kebijakan tersebut, katanya, mengatur mekanisme pembelajaran yang memadukan antara virtual (daring) dan secara langsung (luring).

“Sudah berlangsung demikian dan diawasi dengan baik pelaksanaannya,” ujarnya.

Pembelajaran Tatap Muka Perguruan Tinggi untuk Perkuliahan yang Sifatnya Praktikum

Ia menjelaskan, pembelajaran secara daring dilaksanakan untuk perkuliahan yang bersifat kelas kuliah yang tidak menggunakan perangkat atau peralatan praktikum di laboratorium, sedangkan luring dilaksanakan untuk kelas atau mata kuliah yang menggunakan peralatan, seperti di fakultas kedokteran atau fakultas teknik.

Bila mahasiswa kedokteran menggunakan "manekin" dalam praktikum, mahasiswa fakultas teknik menggunakan peralatan lab, hanya saja jumlah peserta di kelasnya diatur sesuai dengan protokol kesehatan.

“Kami pastikan tetap secara terbatas dan mematuhi protokol kesehatan,” ujarnya.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI Sumsel.