Cuaca di Palembang Menjadi Lebih Dingin dari Biasanya; Penjelasan Fenomena MJO Juli hingga Agustus

PALEMBANG- Beberapa hari terakhir, kondisi suhu udara di Kota Palembang, Sumatera Selatan, terasa lebih dingin. Fenomena cuaca yang lebih dingin selama bulan Juli hingga Agustus ini bernama Madden Julian Oscillation selama.

Nandang Pangaribowo, Kepala Seksi Data Dan Informasi Stasiul Klimatologi Klas I Palembang, menyampaikan Kota Palembang diliputi awan penghujan selama Juli - awal Agustus sehingga cuaca menjadi terasa dingin dengan suhu 22 derajat Celcius - 27 derajat Celcius dan kelembaban 75 derajat Celcius - 95 derajat Celcius.

Hujan Mengguyur Palembang Selama Juli hingga Agustus

Semua wilayah di Palembang akan diguyur hujan dengan ketebalan 0 sampai 100 Milimeter/jam. Walaupun sejatinya selama rentang waktu tersebut masih berada pada musim kemarau.

Hal tersebut terjadi akibat adanya aktivitas seasional Madden Julian Oscillation (MJO). Jadi dalam rentang itu, walau Palembang sudah masuk musim kemarau tapi cuaca terasa dingin dan diiringi hujan skala sedang.

"Fenomena ini sewaktu-waktu dapat terjadi dan tidak berpotensi menimbulkan bahaya," kata dia.

Fenomena Terjadinya Kondisi Cuaca MJO

Dalam klimatologi dan geofisika, MJO merupakan aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis. "Biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari dalam satu tahun," cetusnya.

Fenomena itu dapat dikenali dengan adanya pergerakan aktivitas konveksi atau gerak udara, air dengan arah vertikal yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik.

MJO yang aktif mengakibatkan suhu muka laut di wilayah Samudera Hindia menurun sehingga mengakibatkan meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat.

Masyarakat diminta untuk selalu waspada akan potensi terjadinya banjir bagi warga yang tinggal di daerah perairan atau dataran rendah, meski secara teori kondisi cuaca ini tidak menimbulkan bencana.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.