PALEMBANG - Biaya haji pada tahun 2022 diusukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) meningkat sebesar Rp45 juta per jemaah. Usulan peningkatan biaya haji ini sudah disampaikan dari tahun sebelumnya sejumlah Rp44,3 per jemaah.
Yaqut Cholil Qoumas, Menag, menyampaikan usulan kenaikan biaya haji ini dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI yang dihadiri secara virtual pada Rabu, 17 Februari.
BACA JUGA:
"Usulan biaya penyelenggaraan ibadah haji tahun 1443 Hijriah/2022 Masehi sebesar Rp45.053.368 per jamaah," ujar Menag Yaqut.
Adapun biaya sebesar Rp45 juta tersebut akan digunakan untuk keperluan para jemaah meliputi biaya penerbangan, biaya hidup (living cost), sebagian biaya di Makkah dan Madinah, biaya visa, dan biaya PCR di Arab Saudi.
Menag Yaqut menjelaskan pertimbangan kenaikan biaya haji untuk 2022 diantaranya penyeimbang antara besaran beban jemaah dengan keberlangsungan ibadah haji tahun berikutnya.
"Keseimbangan tersebut untuk meringankan jemaah dengan biaya yang harus dibayar," kata Menag Yaqut.
Komponen Anggaran Biaya Haji 2022
Untuk diketahui, biaya haji jamaah Indonesia untuk 2022 ini lebih tinggi dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Pada 2020, biaya sebesar Rp 31,45 juta hingga Rp 38,35 juta, sedangkan pada 2021 menjadi Rp 44,3 juta
Sebelumnya, BPIH reguler pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp31,45 juta hingga Rp38,35 juta, sedangkan pada 2021 menjadi Rp44,3 juta.
Komponen BPIH yang dibebankan dari dana pembiayaan tidak langsung diusulkan Rp8,9 triliun meliputi nilai manfaat, dana efisiensi haji, dan sumber lain yang sah.
Menag melanjutkan, penetapan penerbangan haji juga akan disusun dengan memperhatikan jarak dari masing-masing embarkasi ke Arab Saudi, prinsip rasionalitas, kewajaran harga, dan kualitas layanan dalam pembiayaan komponen BPIH dengan Standar Biaya Masukan (SBM) yang ditetapkan Menteri Keuangan.
"Dasar pembiayaan di Arab Saudi menggunakan Ta'limatul Hajj yang ditetapkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Efisiensi dan efektivitas kewajaran biaya," kata Yaqut
Kepastian Penyelenggaraan Haji 2022 dari Pemerintah Arab Saudi
Meski demikian, Yaqut mengatakan Pemerintah Arab Saudi masih belum memberikan kepastian soal penyelenggaraan ibadah haji 1443 Hijriah.
Jika mengacu pada kalender hijriah dan asumsi normal, kata dia, jamaah haji pertama akan mulai berangkat pada tiga bulan ke depan. Artinya, persiapan untuk pemberangkatan ibadah haji terhitung pendek. "Namun belum ada kepastian, semoga tidak tergesa-gesa," demikian Yaqut.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.