Sumsel Kembangkan Wisata Medis dengan Menambah Layanan RSUD Siti Fatimah
Gubernur Sumsel bersama manajemen RSUD Siti Fatimah

Bagikan:

PALEMBANG - Destinasi wisata medis sedang dikembangkan oleh Pemprov Sumatera Selatan. Pihaknya menambah layanan bedah jantung dan cuci darah (hemodialisis) di Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah untuk meningkatkan fasilitas wisata medis.

Herman Deru, Gubernur Sumsel, menyampaikan peluang pengembangan segmen wisata ini sangat terbuka karena terdata sebagian besar masyarakat berpenghasilan menengah ke atas memilih berwisata medis di luar negeri.

“Selama ini rumah sakit yang memiliki layanan cuci darah sangat terbatas sehingga ini menjadi peluang, dengan harapan mereka (warga) tidak lagi ke luar negeri,” kata Herman Deru setelah meresmikan layanan jantung terpadu dan layanan hemodialisis di RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan.

Layanan Jatung Terpadu di Sumatera Selatan

Dengan adanya layanan ini maka terdapat tiga unit rumah sakit milik pemerintah di Sumsel yang mampu memberikan layanan jantung terpadu yakni bedah toraks kardiovaskuler.

Sumsel pun menjadi provinsi pertama di luar DKI Jakarta yang memiliki fasilitas tersebut hingga di tiga rumah sakit pemerintah sekaligus.

“Ini wujud keseriusan kami untuk menggarap wisata medis,” kata Herman Deru.

Untuk pengembangan bisnisnya, layanan ini bukan hanya dapat diakses masyarakat umum tapi juga peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Ke depan, ia melanjutkan, pemprov akan menggandeng investor dalam pengembangan layanan kesehatan di rumah sakit milik pemerintah. Investasi itu dapat berupa peralatan maupun modal usaha.

Direktur Utama RSUD Siti Fatimah Syamsuddin Isaac mengatakan layanan bedah jatung terbuka ini sudah dilaksanakan terhadap dua pasien.

“Nanti ada operasi ketiga pada sore ini,” kata Syamsuddin.

Layanan Cuci Darah Dibuka di Banyak Rumah Sakit di Sumsel

Sementara terkait layanan cuci darah mulai dijalankan pada Januari 2022 sehingga masyarakat umum maupun peserta BPJS Kesehatan dapat memiliki banyak pilihan rumah sakit atau tidak perlu mengantre seperti selama ini.

Sejauh ini layanan jantung terpadu sebatas digunakan pasien yang memiliki kelainan jantung sejak lahir (anak-anak). Namun pada Januari mendatang dipastikan sudah bisa diakses oleh kalangan dewasa.

Demi peningkatan layanan ke masyarakat yang berorientasi pada wisata medis tersebut, ia mengatakan, manajemen rumah sakit akan menggelar sejumlah pelatihan ke pegawai.

“Perlu ada perubahan pola pikir, mereka tidak boleh ketus dan kasar dalam berbicara. Harus melayani layaknya melayani turis,” kata dia.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.